Mobil listrik telah merambah pasar di Indonesia, dan dalam beberapa tahun kedepan Indonesia juga akan beralih ke mobil listrik, namun pemerintah juga harus mempersiapkan infrastruktur kelistrikan guna untuk menunjang pasokan energi. Kebutuhan listrik akanterus menerus naik lebih cepat selain utuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan bakar kendaraan juga untuk kebutuhan rumah tangga yang setiap harinyajuga semakin naik.
keberadaan mobil listrik juga akan berdampak kepada penurunan permintaan bahan bakar minyak BBM
PT Pertamina (Persero) sendiri berdiri sejak 10 Desember 1957 dan sepanjang tahun 2020 telah memiliki kurang lebih 7.026 SPBU yang tersebar diseluruh Indonesia,
hal tersebut mengharuskan Pertamina untuk bergerak melakukan transisi energi, pihak Pertamina akan mengkonversi sebagian kilang BBM menjadi Petrokimia sebagai bentuk mitigasi dari dampak industri baterai kendaraan listrik
Kemudian terkait bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), pertamina juga telah berkordinasi dengan PT PLN (persero) yang juga membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan SPBU akan di combine dengan SPKLU
Menurut CEO Sub Holding Power and New Renewable Energy, hubungan petrokimia dengan bisnis baterai kendaraan listrik antara lain berupa plat plat baja yang berat akan diganti dengan bahan baku yang lebih ringan. Pengganti plat plat baja tersebut akan membuat suplai bahan baku plastik
yang lebih ringan.
Selain itu Pertamina berkordinasi dengan PLN dalam pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).