Lihat ke Halaman Asli

Aktualisasi Logika Berpikir Aksiologi dalam Proses Kehidupan Bermasyarakat

Diperbarui: 26 Mei 2024   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interview Dengan Mahasiswa FEB di UPNVJ/dokpri

Sebagai mahasiswa yang berperan sebagai agent of change, kemampuan berpikir kritis menjadi fondasi utama dalam membentuk masyarakat yang lebih baik. Generasi Emas 2045, yang akan menjadi tulang punggung kemajuan ekonomi, teknologi, dan sosial, mengandalkan mahasiswa masa kini untuk membawa dampak positif melalui pemikiran kritis dan konstruktif. 

Sayangnya, menurut data PISA (Program for International Student Assessment) 2019, Indonesia berada pada kuadran low performance dengan high equity dengan artian bahwa Indonesia memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah tetapi memiliki sumber daya yang tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa perlu didorong untuk berpikir kritis agar dapat membangun hubungan yang harmonis dan berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang cerah.

Pemikiran aksiologi, cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai seperti kebenaran, kebaikan, dan keindahan, memainkan peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Menerapkan prinsip logika berpikir aksiologi dalam kehidupan sosial memiliki banyak manfaat. Ini termasuk kemampuan untuk menganalisis dan menyoroti peranan nilai-nilai serta mengarahkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut. 

Hal ini dapat membantu mengurangi konflik sosial dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan damai. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai aksiologi melalui penelitian yang membahas cara penerapan logika berpikir aksiologi dalam kehidupan masyarakat. 

Untuk menjawab kebutuhan ini, tim kami yang terdiri dari 8 mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2023, telah melakukan penelitian berjudul "Aktualisasi Logika Berpikir Aksiologi dalam Kehidupan Bermasyarakat pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jakarta (UPNVJ)"

Dalam penelitian ini, kami melakukan wawancara langsung dengan 16 informan, yaitu mahasiswa-mahasiswi FEB di UPNVJ dan berdiskusi dengan dosen kelas besar mata kuliah filsafat ilmu dan logika, yakni Bapak Daniel Hutagalung, Ph.D. sebagai narasumber untuk memberikan tanggapan dan insights.

Dalam proses interview, kami memberikan kasus kepada mahasiswa berupa:
"Seorang mahasiswa mendapat kesempatan memimpin proyek penyuluhan di desa sekitar untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan. Dengan anggaran terbatas, mahasiswa harus memutuskan cara terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada penduduk desa."

Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan kepada para mahasiswa dalam interview: 

1. Bagaimana Anda akan merencanakan dan melaksanakan  penyuluhan ini dengan anggaran dan sumber daya yang terbatas?

2. Demi meningkatkan dampak proyek kepada masyarakat desa, pihak mana yang akan anda ajak untuk bekerja sama? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline