Lihat ke Halaman Asli

Puritan : Provokatif Untuk Maluku

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"dengan Puritan, kami ingin kembali pada kemurnian hidup sebagai manusia Maluku yang sejati.,”

Lagu "Puritan" dari Morika dan Frans adalah lagu yang pernah Saya dengarkan pada saat acara pencarian Amal "Save Alicia" di Pantai Natsepa beberapa waktu lalu, mendengar irama dan mengikuti bait demi bait yang dilantunkan, jujur Saya sangat terpesona dengan bait-bait yang berima, pola budaya "Kapata" yang muncul hingga saat pada refrain lagu, Saya tersentak, mereka - MHC, The Embal's dan semua orang - melompat-lompat sambil berteriak penuh semangat "Lawamena! Resi-resi o.. Nunusaku! Resi-resi o. Setelah acara amal itu selesai, saya pun bertanya-tanya tentang lagu itu lewat obrolan2 ringan dengan mereka tentang lagu itu, "Lagu ini baru jadi sa, masih balom sempat rekaman lai e, sound card ada rusak" begitu jawaban yang aku terima. Waktu pun berlalu, saya pun sempat melupakan tentang lagu ini, dan tiba-tiba saya terkejut ketika lagu yang membuat penasaran ini dijadikan Tema diskusi oleh para musisi, penyanyi dan penyair yang berasal dari berbagai komunitas diantaranya Komunitas Hip-hop, Jazz, Reggae dan Komunitas Bengkel Sastra Maluku yang berlansung di Paparisa Maluku HipHop Community dikawasan Aer Salobar karena dianggap sangat bermakna bagi anak-anak muda Maluku dan terdapat pesan-pesan bijak dalam budaya kapata2 Maluku. Bagi saya, ada banyak hal yang menarik dari lagu ini. Selain musik, yang tentunya sudah membuat diriku terpesona*halah*, menarik karena lirik yang digunakan pada lagu ini menggunakan Kapata Maluku sebagai kekuatan dalam tiap bait yang didendangkan, Kapata yang merupakan Penutur Sejarah Masyarakat Maluku, yang mengajarkan tentang Sang Pencipta, tentang Alam, tentang kehidupan sesama manusia dll,  yang pada jaman sekarang semakin terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Maluku. Dan lagu ini secara cerdik memasukkan kapata-kapata Adat yang sakral seperti "Sei hale hatu, hatu lisa pei, Sei lesi sou, sou lisa ei" atau bila diartikan sebagai "Barang Siapa mencoba membalikkan Batu, Maka Batu akan menindisnya, Barang siapa yang melanggar Sumpah, Sumpah akan membunuh dia". kalimat ini adalah kalimat sakral yang diucapkan dalam pengukuhan Pela - Gandong, kalimat yang secara bebas dapat dipahami sebagai peringatan bagi sesama saudara "Gandong" ataupun "Pela" untuk selalu merasa mereka adalah saudara dari satu nenek Moyang "Alif Uru" dari Nusa Ina, yang melanggarnya akan menerima hukumannya. Dan seperti dituturkan Morika tentang konsep lagu ini "Lagu puritan ini mengadopsi "kapata Lawamena" sebagai titik awal pemurnian Maluku saat ini yang berarti manusia maluku juga patut belajar dari warisan dulu yg sebenarnya kaya nasihat dan pengajaran yg baik".  apa itu Kapata Lawamena? Lawamena dalam bahasa tana dapat diartikan sebagai Tuhan Maha Tinggi atau Sang pencipta yang menguasai langit dan bumi, Upu Langite dan Upu Lanite. berawal dengan Lawamena, berserah diri kepada Sang Pencipta, yang Maha Tinggi, Yang Menguasai Alam beserta isinya untuk membangun Maluku lebih baik. Saat ini mungkin anak Maluku hanya mengenal "Lawa Mena Haulala" sebagai salah satu slogan kebanggaan Kodam Pattimura, Lawamena hanyalah menjadi kata-kata tanpa arti yang ditulis besar-besar tanpa tau artinya. "Dan sudah pasti artinya pun akan berbias militer hehehehe" lanjut Morika  dengan bercanda. :D Bagi sayah ini adalah konsep yang sangat hebat, bagaimana Beta, Ale, Katong, Kamong samua dan Pemuda Maluku menilai diri sendiri untuk menghadapi tantangan masa depan, ini bukan soal kembali kepada Jaman dulu, tapi bagaimana belajar orang "tatua" mensikapi hidup, yang mewariskan nilai-nilai moral dan kebijakan-kebijakan yang dapat kita lihat, jaga, dan hidup didalamnya sampai sekarang di Bumi Maluku ini. Seperti tradisi Basudara "Gandong" untuk menjaga ikatan persaudaraan anak cucu Alif Uru, yang menyebar kepulauan Maluku. "Pela" sebuah tradisi mengangkat saudara antar kampung/Desa yang tidak berhubungan Gandong sehingga rasa persaudaraan sesama warga antar desamakin terjaga, Tradisi Adat "Sasi"  sebagai bentuk penghormatan terhadap Alam dengan menjaganya, tidak mengambil secara berlebihan. Juga konsep kepemimpinan ala  "Upulatu dan Inalatu" sebagai teladan bagi seluruh Masyarakat Maluku. Lirik lagu "Puritan" Apa itu Maluku ? Apa itu satu ? Apa Nunusaku ? Apa hati batu ? Apalai guling sudara bikin jatu Pica sambilang lima jadi sapuluh satu Dari bermula tolak sekolah Sambunyi hidop bae, macam deng lola Merdu game-game panggil para maueng Lebe parcaya orang laeng buang tali kaeng Pameri jalang bikin bae par maraya nae Sapa yang mo nae lae kele nae bikin bae Bikin bae jang tarbae jangang bikin rusak Kalo laeng deng laeng su bikin gae Sei hale hatu, hatu lisa pei Sei lesi sou, sou lisa ei Sapa bale batu, batu gepe dia Sapa langgar sumpah, sumpa bunu dia (Chorus ) Lawamena ! Resi-resi o Lounusa ! Resi-resi o Lawamena ! Resi-resi o Lounusa ! Resi-resi o Pata Siwa, Pata Lima Siwalima akang ada bukang par cuma-cuma Dolo akang rasa, sakarang seng sama Lupa siwa lima, lupa ina ama Donci kas hidop hati barsi yang su mati Bacari-cari arti kas nae poro kamboti Ba lur kiri kanang simpan dalang tangan Tar mau tau loko babuang sagu satumang Rabe biji mata, buka la lia Tar bisa ilang malakat batu deng bia Lalu kanapa ? La ada apa ? Sungsang sandiri seng mau tau sapa-sapa La bataria leka, heka-leka Bunu lahir baru suka ganti duka Moyang bataria samua sia-sia Lebe bae Nunusaku ilang dari dunia Dan jika di Indonesiakan secara Bebas cem beginilah kira-kira Apa itu Maluku ? Apa itu satu ? Apa Nunusaku ? Apa hati batu ? Apalagi menggulingkan Saudara buat jatuh Pecahkan Sembinlan lima jadi sepuluh satu Dari awal berangkat sekolah Menyembunyikan hidup seperti Lola Merdu melambai memanggil para maueng Lebih percaya dengan orang lain lalu melempar tali kain Bersihkan jalan untuk merayap naik Siapa yang ingin naik, peluklah ajak naik dengan baik Berbuatlah baik jangan tidak baik, jangan bikin rusak Kalau orang lain dengan lainnya sudah saling menggaet Sei hale hatu, hatu lisa pei Sei lesi sou, sou lisa ei Siapa membalikkan batu, batu menindis dia Siapa melanggar sumpah, sumpah akan membunuh dia (Chorus ) Tuhan Maha Tinggi, Jangan dilanggar, melanggar Binasa! Tanah pusaka, Jangan dilanggar, melanggar Binasa! Tuhan Maha Tinggi, Jangan dilanggar, melanggar Binasa! Tanah pusaka, Jangan dilanggar, melanggar Binasa! Pata Siwa, Pata Lima Siwalima hadir bukan karena percuma Dulu mempunyai manfaat sekarang juga tetap sama Lupa Siwa Lima, lupa Ibu Bapak Lagu tentang hidup, membersihkan hati sudah mati Mencari-cari arti hanya untuk membesarkan perut Mengintip kiri kanan lalu menyimpan didalam tangan Tidak mau tahu, membuang Satu Sagu tumang Bukalah mata lebar-lebar, buka lalu lihat Tak akan bisa hilang malaikat, batu dan Bia Lalu kenapa ? ada apa ? Jungkir balik sendiri tapi tak mau tau apapun Lalu berteriak besar-besar Membunuh yang lahir baru suka akan berganti duka Moyang berteriak namun semua hanya sia-sia Lebih baik Nunusaku ilang dari dunia Lirik : Morika Tetelepta & Franz Hayaka Nendissa (Grup Sageru From Molluca HipHop Community) "Lagu ini dibilang provokatif sebab tujuannya supaya orang muda (dan tua kalo mungkin) yang mendengar lagu ini mau mencari arti dibalik metafora dan kalimat-kalimat bahasa tanah yg katong pakai. sehingga secara tdk langung mereka juga belajar sedikit tentang bahasa tanah dan kapata". Tutur Morika.  Bentuk provokasi yang baik, provokasi untuk lebih membangun diri sendiri, lingkungan, Maluku dan mungkin saja Indonesia? kenapa tidak... :) Jadi Sudahkah anda terprovokasi untuk belajar tentang Negerimu, Negeri para Raja dan Kapitan? begitu banyak pelajaran tentang makna dalam setiap kebijakan Lokal, kapata-kapata dan nilai-nilai moral yang diwariskan kepada kita namun ditinggalkan, kebijakan-kebijakan Negeri Maluku yang mulai punah diterjang budaya modern, dilupakan dan dianggap usang. Bagaimana kita dapat bangga sebagai orang Maluku, orang Ambon sedangkan kita sendiri terlunta-lunta mengenal diri kita sendiri...!! Horomate! #mau dengar dan dapatkan Mp3-Nya? berdoalah biar mereka cepat2 merekamnya, karena masih dinyanyikan dari panggung ke panggung sih... :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline