Tari sufi, atau yang sering dikenal sebagai "Whirling Dervishes", adalah salah satu bentuk tarian spiritual yang berasal dari tradisi tasawuf dalam Islam. Dilansir dari Elvira dalam tulisannya, tari sufi diketahui sudah ada sejak abad ke-13. Tarian ini pertama kali dibawakan oleh seorang penyair Persia bernama Jalaluddin Rumi untuk mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya guru spiritualnya yaitu Syamsuddin Tabriz.
Sejalan dengan hal diatas, dilansir dari Rohmayanti dalam tulisanya, bahwa tari sufi menjadi sarana meditasi mencari Tuhan dan mewujudkan eksistensi manusia. Meditasi yang dilakukan melalui tari sufi erat kaitannya dengan tasawuf. Sebab, dalam tarian ini penari diharapkan mengalami ekstase dan menyatu dengan Tuhan. Tari ini tidak hanya memukau mata dengan gerakan putarannya yang indah, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan perjalanan spiritual menuju Tuhan.
Secara visual, tari sufi memukau dengan gerakan anggun dan ritmis dari para dervish. Mereka mengenakan jubah panjang putih, yang melambangkan kain kafan, dan topi tinggi yang melambangkan nisan. Lebih jauh, Dina dalam tulisannya menyampaikan bahwa makna gerakan tari sufi adalah : menyilangkan tangan di depan dada (diri yang fana harus meninggalkan ego sebelum bersatu degan Allah), gerakan menundukkan kepala seperti ruku' (saling menghormati sesama makhluk ciptaan Allah), gerakan tangan ke pusar dan membentuk hati (setiap langkah dalam hidup kita selalu dipenuhi dengan cinta dalam setiap langkah), gerakan tangan kanan ke atas dan tangan kiri kebawah (telapak tangan diatas sebagai tanda diterimanya rahmat untuk semua ciptaannya lalu disalurkan melalui tangan kiri), gerakan memutar dengan berlawanan arah jarum jam (perputaran megikuti rotasi bumi dan tawaf), gerakan menundukkan kepala setelah selesai melakukan tari sufi (proses tari sufi telah selesai dan juga memberikan penghormatan terakhir).
Keindahan tarian ini terletak pada kesederhanaan dan keseragaman gerakannya. Setiap putaran membawa pesan simbolis tentang siklus kehidupan dan hubungan umat manusia dengan Penciptanya. Irama dan pengulangan tarian ini juga membantu penari dan penonton merasakan kedamaian dan harmoni yang mendalam. Dan inti dari tari sufi ini adalah zikir atau pengingatan kepada Allah.
Di balik keindahan visualnya, Tari sufi mengandung makna spiritual yang mendalam. Tarian ini merupakan bentuk meditasi aktif yang membantu para dervish mencapai keadaan fana (fana fi Allah), yaitu hilangnya kesadaran diri dalam persatuan dengan Tuhan. Proses ini dianggap sebagai puncak dari perjalanan spiritual seorang sufi, di mana ego dan segala keterikatan duniawi dilepaskan untuk mencapai kebersatuan dengan Sang Pencipta.
Melalui tari sufi, para dervish tidak hanya mengekspresikan cinta dan kerinduan mereka kepada Tuhan, tetapi juga mengalami transformasi batin. Mereka diajarkan untuk menemukan kedamaian dalam diri sendiri dan menyebarkan cinta serta kedamaian tersebut kepada orang lain. Ini mencerminkan prinsip-prinsip dasar sufisme yang menekankan cinta, kesederhanaan, dan penyerahan diri.
Dengan demikian, tari sufi mengajarkan bahwa keindahan sejati terletak pada perjalanan spiritual dan penyerahan diri kepada Tuhan. Melalui gerakan berputar yang sederhana namun mendalam, tari sufi mengajak kita untuk merenungkan makna hidup dan menemukan hubungan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta. Keindahan dan makna mendalam dari tari ini terus menginspirasi dan memberikan pencerahan bagi banyak orang di seluruh dunia.
Referensi :
Dina, L.S. 2023. Makna Tari Sufi dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Penari Sufi di Sanggar Seni dan Budaya Padma Buana Kabupaten Batang. Skripsi. UIN K.H Abdurrahaman Wahid. Pekalongan.
Elvira Anna. (2023, 28 Maret). Mengenal Tarian Sufi Asal Timur Tengah, Selalu Hadir di Bulan Ramadhan. Diakses pada 3 Juni 2024, dari https://www.inews.id/lifestyle/seleb/mengenal-tarian-sufi-asal-timur-tengah-selalu-hadir-di-bulan-ramadhan.