Lihat ke Halaman Asli

Kenali Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan yang Bikin Penderita Takut Gemuk

Diperbarui: 18 September 2022   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mayoritas orang mungkin masih cukup asing dengan Anoreksia Nervosa, namanya saja jarang terdengar, lantas apa sih Anoreksia Nervosa itu? Anoreksia nervosa merupakan gangguan psikis yang berkaitan dengan terganggunya keinginan makan atau nafsu makan yang berkurang secara drastis sehingga penderita menjadi sangat kurus. 

Ciri utama dari gangguan ini ialah penderitanya sangat terobsesi untuk kurus dan takutsecara berlebihan menjadi gemuk. Disamping  itu, menurut PPDGJ III inilah ciri lain yang ditunjukkan penderita anoreksia nervosa , antara lain:

  • Sengaja memuntahkan makanan, hal ini dilakukan karena penderita menganggap makanan yang dikonsumsi akan menyebabkan tubuhnya menjadi gemuk sehingga makanan tersebut dimuntahkan kembali dengan anggapan ia tetap dapat tetap kurus. Tindakan ini tentu sangat berbahaya juga bagi kesehatan tubuh.

  • Meminum obat pencahar agar lebih sering buang air besar

  • Mengonsumsi obat penekan nafsu makan

  • Olahraga secara berlebihan

  • Mempertahankan berat badannya dibawah 15% dari berat norml

  • Adanya perubahan makna mengenai body image sehingga penderita merasa sangat takut  tubuhnya gemuk, padahal tubuh penderita sudah kurus.

Gangguan makan anoreksia nervosa ini dapat terjadi karena berbagai faktor diantaranya faktor individu sendiri, biologis, psikologis, keluarga, dan lingkungan. Rasa insecure dari individu terhadap tubuhnya juga bisa menjadi salah satu faktor yang berpengaruh. 

Cara seseorang memandang dirinya berdampak juga pada perilakunya, biasanya penderita anoreksia nervosa ini memiliki pandangan negatif pada dirinya sehingga menganggap tubuhnya gemuk, padahal kenyatannya tubuhnya sangat kurus dan inilah ciri menonjol dari penderita. 

Apabila kamu mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan, tentu harus waspada, tetapi jangan menyimpulkan sendiri karena untuk diagnosis pasti tetap harus mengunjungi  tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline