Lihat ke Halaman Asli

Alma Nabila Zubair

Mahasiswi IAIN Jember

Pengaruh Diri dan Keluarga dalam Kasus Korupsi

Diperbarui: 3 November 2019   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemarin pada tanggal 02/11/2019, yaitu tepatnya pada hari sabtu. KPK terus mendalami dugaan korupsi yang dilakukan oleh Wali Kota Medan Nonaktif, Tengku Dzulmi Eldin terkait uang perjalanan dinas ke Jepangnya bersama keluarga dan didampingi beberapa kepala dinas di lingkungan Pemerintahan Kota Medan. Kasus ini merupakan kasus kesekian kalinya seorang pejabat atau negara yang tinggi, yang seharusnya menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat, malah terlibat masalah korupsi.

Dan dampak tindak pidana korupsi ini  sangat merugikan, karena itu menuntut semua pihak untuk bersama-sama berperan dalam memerangi tindak pidana tersebut. Bagaimana cara memberantasnya? Jadi, sebenarnya cara memberantas korupsi itu harus dimulai dari diri sendiri, istri, anak, dan keluarga. Kalau diri sendiri dan keluarga saja tidak bersih, bagaimana mungkin seorang pejabat bisa menertibkan bawahan yang terlibat kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).

Sebagaimana yang disampaikan oleh Slamet Tulus Wahyana, Ak, CFE, CFrA selaku Kepala Bidang Investigasi Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta (BPKP DIY), korupsi itu ditenggarai muncul karena sifat serakah yang menjadi sifat alami manusia dan didukung dengan adanya kesempatan yang menurutnya dimiliki oleh pihak-pihak berwenang dan juga adanya faktor kebutuhan juga menjadi salah satu faktor bagi siapa saja untuk melakukan tindakan korupsi. "Karena pada dasarnya sifat manusia serakah, menginginkan jalan pintas yang cepat," tambahnya.

Hal yang kita bisa kita lakukan untuk mencegah korupsi itu dengan senantiasa melindungi hidup sederhana, tidak bergaya hidup mewah, selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Sang Pencipta. Selain itu, peran keluarga juga cukup besar dalam upaya mengatasi korupsi dari diri sendiri. Seperti misalnya seorang istri itu harus selalu mengingatkan kepada suaminya agar hanya memberikan rezeki yang halal, dan tidak mengambil yang bukan haknya. Begitupun peran orang tua juga penting, yaitu harus selalu mendidik anak-anak agar berperilaku jujur dan hidup sederhana, seperti misalnya tidak mencontek waktu ujian atau tes di sekolah, tidak mengambil barang orang lain tanpa izin. Dengan menghindari korupsi dari diri sendiri dan keluarga ini, semoga budaya korupsi di negeri ini akan semakin berkurang. Mari kita bersama cegah korupsi, dimulai dari diri sendiri, dari keluarga kita, dan dari sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline