Lihat ke Halaman Asli

UAS, Izinkan Kami Pilih Jokowi

Diperbarui: 11 September 2018   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum, warahmatullaahi, wabarakaatu...

Surat Terbuka untuk Tuan Guru kami; Ustadz H. Abdul Somad Batubara,  Lc.,Ma. Semoga selalu berada dalam lindungan dan rahmat Allah Subhanaawata'ala. Amin.

Meski tak pernah bertemu langsung dengan Tuan guru UAS, saya adalah pengikut ceramah Ustadz. Tak jarang, saya berniat dahulu saat mengisi kuota internet. "Sengaja aku mengisi kuota internet 2GB, untuk mengaji, mendengarkan ceramah UAS, berharap hidayah, karena Allah SWT, dengan harga Rp.22.000,- dibayar tunaiii.."

Saya star habis Isya, Insya Allah jam 12 malam, sudah masuk sms peringatan: quota internet anda akan segera habis. Tapi saya bahagia, bisa mendapat pencerahan demi pencerahan dari tuan guru yang saya yakini telah dimuliakan oleh Allah.

Karena kerap mengikuti tuan guru ku UAS, dan memperhatikan beberapa perkembangan informasi belakangan ini terkait UAS, dari itu lah saya merasa harus menuliskan surat. Besar harapan dapat dibaca, pada saluran kompasiana ini, akhirnya saya sampaikan.

1. Terkait dugaan intimidasi yang membuat tuan guru UAS urung berkunjung ke beberapa daerah, kedepan, saya tidak lah gundah. Karena saya yakin pemerintahan Jokowi, kedepan akan segera belajar melihat tuan guru UAS sebagai aset besar NKRI, dan aset penting bagi Pilpres 2019.

Sebab, jika Intimidasi pada tuan guru UAS terus terjadi, apalagi sampai mengancam jiwa dan raga tuan guru UAS, sudah hampir pasti, sekali lagi jika ini terjadi, mau pemilu tidak pemilu di tahun 2019 nanti, Jokowi  tentu tidak akan terpilih menjadi Presiden NKRI, setidaknya di hati para umat muslim.

Namun, karena pada banyak kejadian saya melihat Jokowi adalah person yang mudah untuk diingatkan, beliau akan segera meminta bawahannya, agar tuan guru UAS dijaga dengan cara sebaik-baiknya. Walau pun tuan guru, dalam berbagai  materi ceramah, gerak dan geriknya sudah condong  ke  kubu sebelah. Yaitu Prabowo.

Tidak gundah, saya justru sangat bersyukur, tuan guru UAS dikirim Allah ke Indonesia, paska reformasi. Tak terbayang jika tuan guru ceramah dimasa Orba, atau bilang lah saat era bergolak reformasi.  Tentu tak akan sebebas ini tuan guru UAS berceramah, mengajarkan umat.

Satu kali saja tuan salah bicara, misal Intel merekam tuan guru  UAS mendo'akan Abu Bakar Ba'asyir, yang pada salah satu ceramahnya menyatakan Presiden (SBY kala itu) yang tidak menjalankan hukum berdasarkan syariat Islam, adalah kafir. Dan anggap kejadian terjadi dimasa Orba dimana Pak Soeharto yang jadi presiden kita, tentu bukan lagi intimidasi yang terjadi, tapi innalillahi tuan guru UAS. Yang terjadi tuan akan Ceramah Pagi, Lalu hilang Petang.  

Agar tak menjadi fitnah, kita bisa melakukan tabayyun atau klarifikasi atas ilustrasi tersebut berdasarkan catatan sejarah sepanjang masa gelap itu terjadi.  Banyak nama dan kejadian bisa kita kenang bersama tuan guru ku UAS. Seperti Marsinah, Munir, kejadian Tanjung Priuk, Wiji Tukul, dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline