Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Remaja Indonesia Cenderung Pendek DiBandingkan dengan Remaja dari Negara Lain?

Diperbarui: 18 September 2024   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik genetik maupun lingkungan. Di Indonesia, remaja cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan remaja dari negara lain. Berikut beberapa alasan utama yang berkontribusi terhadap fenomena ini:

1. Faktor Genetik

Genetik memainkan peran penting dalam menentukan tinggi badan seseorang. Jika orang tua memiliki tubuh yang relatif pendek, kemungkinan besar anak-anak mereka juga akan mewarisi karakteristik tersebut1. Di Indonesia, banyak keluarga yang memiliki riwayat genetik dengan tinggi badan yang lebih pendek.

2. Nutrisi dan Pola Makan

Asupan nutrisi yang tidak memadai selama masa pertumbuhan dapat berdampak signifikan pada tinggi badan. Di beberapa daerah di Indonesia, akses terhadap makanan bergizi masih terbatas. Kekurangan protein, vitamin, dan mineral penting seperti kalsium dan vitamin D dapat menghambat pertumbuhan tulang dan tinggi badan.

3. Kesehatan dan Penyakit

Kesehatan umum dan penyakit yang dialami selama masa kanak-kanak dan remaja juga dapat mempengaruhi pertumbuhan. Infeksi kronis, penyakit parasit, dan kondisi kesehatan lainnya dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan pertumbuhan tulang.

4. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang cukup penting untuk pertumbuhan tulang yang sehat. Remaja yang kurang berolahraga atau tidak memiliki akses ke fasilitas olahraga mungkin mengalami pertumbuhan yang terhambat. Olahraga membantu memperkuat tulang dan otot, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi tinggi badan.

5. Faktor Hormonal

Hormon pertumbuhan memainkan peran penting dalam menentukan tinggi badan. Gangguan hormonal atau ketidakseimbangan hormon dapat menghambat pertumbuhan. Di Indonesia, akses terhadap perawatan medis yang memadai untuk mengatasi masalah hormonal mungkin masih terbatas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline