Kontributor : Maulida Zakiya, Mahasiswa KKN RDR Kelompok 67 UIN Walisongo
Menjaga kebersihan menjadi hal yang wajib dilakukan di masa pandemi seperti sekarang ini. Dengan hidup sehat dan menjaga kebersihan tidak hanya menjadikan kita terhindar dari virus Corona, akan tetapi juga bisa terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kotor seperti demam berdarah, diare, dan penyakit lainnya. Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang timbul karena lingkungan yang kotor, demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit tropis yang banyak ditemukan di Indonesia. Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968.
Penyakit demam berdarah adalah salah satu penyakit infeksi akut. Demam berdarah yang ringan dapat menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Sedangkan penyakit demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba drastis dan bahkan bisa berujung kematian. Menteri kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) menjelaskan bahwa menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air yang ada di sekitar lingkungan kita. Pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.
Program PSN yang dimaksud adalah berbagai kegiatan yang meliputi menguras, menutup, dan mendaur ulang. Menguras adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Menutup adalah menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah. Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Cuaca ekstrem dan banjir saat musim hujan akan meningkatkan risiko penyebaran demam berdarah (DBD). Hujan deras dan banjir mungkin terlihat bisa mengusir perkembangbiakan nyamuk, tetapi hewan pengisap itu akan muncul kembali ketika air surut. Air yang menggenang karena hujan atau meluapnya sungai dapat menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak dengan leluasa. Oleh karena itu, agar bisa lebih efektif kegiatan PSN 3M Plus perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD,
Tidak hanya pemerintah yang harus melakukan tindakan pencegahan dan penanganan DBD, akan tetapi peran masyarakat juga sangat diperlukan. Program ini baik pemerintah dan masyarakat perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. Di wilayah-wilayah yang ada Indonesia biasanya yang melakukan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) adalah di tingkat RT dan RW, petugas dari RT maupun RW akan keliling ke rumah-rumah warga untuk memeriksa tempat genangan air seperti bak mandi apakah terdapat jentik nyamuk atau tidak. Sebagai warga negara yang baik, baik di rumah kita dilakukan pemeriksaan jentik maupun tidak, sebaiknya kita selalu menjaga kebersihan dengan melakukan 3M Plus agar terhindar dari penyakit DBD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H