Lihat ke Halaman Asli

Dampak dari Buku Bermutu

Diperbarui: 24 September 2021   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak berabad-abad lalu, dan dijadikan sebagai pedoman untuk perkembangan ilmu pengetahuan maupun sebagai hiburan. Oleh karena itu dunia ini selalu membutuhkan kehadiran buku yang bermutu. Tanpa adanya buku bermutu, ilmu pengetahuan akan sulit untuk dikembangkan, dan hiburan yang kita dapatkan pun belum tentu benar.

Buku bermutu adalah buku yang bisa membangun sebuah bangsa menjadi bangsa yang berkualitas. Dengan buku bermutu, sebuah bangsa akan memiliki sumber daya manusia yang unggul, dengan ilmu pengetahuan yang luas.

Dalam Buku bermutu terdapat materi, penyajian, bahasa, serta desain yang memenuhi standar perbukuan. Maka kecil kemungkinan masyarakat mengalami kesalahpahaman dalam mencerna informasi, dikarenakan buku bermutu memiliki kelogisan, kebenaran ilmu, dan kemutakhiran, dimana hal-hal yang ditulis didalamnya sudah terbukti benar. Sehingga tidak membuat pembaca menerima informasi yang tidak akurat.

Buku bermutu juga memegang peranan penting dalam meningkatkan minat baca, dimana jika buku itu menarik, mudah dipahami, memiliki bahasa yang sesuai kaidah kebahasaan, dan memiliki desain kreatif serta harga yang murah, membuka peluang untuk meningkatkan minat baca di suatu bangsa, karena kriteria dari buku bermutu itu harus memenuhi spesifikasi teknik yang dipersyaratkan, juga mampu memuaskan pembaca.

Berikut beberapa kesalahan yang membuat sebuah buku menjadi kurang bermutu:
1. Halaman judul tidak memuat informasi yang dibutuhkan sehingga tidak bisa menjadi sumber utama;
2. Sampul luar depan buku bagian luar banyak mencantumkan ISBN dan tahun. Menurut ketentuan standar, pada sampul buku cukup menyajikan judul, pengarang, dan edisi. Keterangan lain-lain dicantumkan pada halaman utama;
3. Penyajian judul lari sering terbalik. Judul buku seharusnya ditulis pada halaman genap ternyata sering ditemukan pada halaman ganjil dan sebaliknya judul bab sering ditulis di halaman genap, seharusnya
berada di halaman ganjil. Bahkan banyak buku yang memiliki judul lari yang sama untuk setiap halaman buku;
4. Penulisan judul bab dan/atau subbab dalam isi buku sering tidak sesuai dengan penulisan pada daftar isi buku, padahal harus sama persis dan tidak boleh ada
perbedaan karena daftar isi merupakan gambaran isi dokumen termasuk pemberian nomor halamannya;
5. Penulisan judul bab dan/atau subbab dalam isi buku sering tidak sesuai dengan penulisan pada daftar isi buku, padahal harus sama persis dan tidak boleh ada
perbedaan karena daftar isi merupakan gambaran isi dokumen termasuk pemberian nomor halamannya;
6. Sering terjadi inkonsistensi dalam penulisan yang terdapat dalam satu bagian dengan bagian lain. Hal ini sangat mengganggu kemapanan isi buku;
7. Banyak buku yang menggunakan judul punggung menaik, padahal ini tidak dianjurkan menurut aturan standar
8. Banyak buku yang tidak menyediakan ruang kosong (di bagian punggung buku) 3 cm dari ujung bagian bawah buku.
9. Halaman judul sering kelebihan informasi seperti alamat lengkap penerbit, penulisan nama pengarang yang lebih dari tiga orang, terutama bila penyusun buku adalah berupa tim;
10. Definisi/pengertian sering diulang-ulang sampai dua atau tiga kali yang muncul dalam beberapa bagian isi
buku;
11. Banyak buku yang tidak menggunakan indeks, padahal menurut standar bahwa indeks itu merupakan bagian penting dari penerbitan sebuah buku karena dapat membantu pembaca menuju isi buku.

Jadi untuk menangani kesalahan itu, Mendikbud akhirnya membuat sebuah undang-undang serta pasal yang mengatur sistem perbukuan yaitu undang-undang no.3 tahun 2017 dan pasal-pasal no.75 tahun 2019 tentang sistem perbukuan. Dengan ini diharapkan sistem perbukuan Indonesia menjadi lebih baik dan berkualitas, dimana kesalahan-kesalahan yang sempat terjadi tidak perlu diulang.

Dari hal-hal yang sudah kita bahas, dapat disimpulkan bahwa membuat sebuah buku yang bermutu tidaklah mudah, perlu keterampilan dan ilmu pengetahuan yang cukup sehingga buku yang kita buat layak dan bermanfaat untuk banyak orang, bahkan untuk masa depan suatu bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline