Lihat ke Halaman Asli

Seruan Fransiskus untuk Kaum Muslim dan Kristiani

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kardinal Jorge Bergoglio, SJ., setahun lalu menjadi paus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia dengan nama Paus Fransiskus. Kepemimpinannya memberi ragam dampak positif. Dengan seruan awal, lets start this journey together, Fransiskus memimpin umat umat Katolik sedunia sampai pada perhentian, hubungan kaum Kristiani dan Muslim.

25 Maret 2014, Paus mengirimkan pesan kepada umat Muslim dan Kristiani di Libanon yang berdoa bersama di Gereja Notre Dame, Jamhour. Fransiskus meminta kaum muslim dan kristiani bekerja bersama untuk perdamaian, kebaikan bersama, mengutamakan dialog dan saling menghormati. Pesan untuk regio Libanon ini dapat juga dijadikan seruan untuk umat muslim dan kristiani di mana saja berada, juga di Indonesia. Ada empat hal yang tampak dalam pesan tadi yakni perdamaian, kebaikan bersama, dialog dan saling menghormati. Keempat hal ini dapat direfleksikan, ditelaah untuk kemudian sampai pada kemauan sungguh untuk bekerja sama.



Kaum Muslim dan Kristiani bekerja bersama untuk perdamaian. Hidup berdamai pertama-tama bukan soal karena semua sama tetapi karena berbeda dalam banyak hal. Perbedaan teologis dalam muslim maupun kristen bukan halangan untuk hidup (dan) berdamai. Juga bukan melulu soal saling melengkapi tetapi ada kemauan sebagai manusia yang hidup untuk mengetahui, menyadari, menerima dan mengakui ragam perbedaan tersebut. Tak perlu dijabarkan ragam perbedaan teologis yang dimaksud, alasan kemanusiaan, kepedulian sebagai sesama manusia yang berbeda dapat menjadi seruan moral, keharusan untuk hidup berdamai, bersama menciptakan perdamaian.

Kaum Muslim dan Kristiani bekerja sama untuk kebaikan bersama. Kebaikan itu unik sebab terdapat banyak parameter untuk kebaikan. Kebaikan untuk sekelompok orang belum tentu untuk kelompok lain. Banyak parameter kebaikan itu dapat didamaikan dengan sebuah parameter, kebaikan bersama. Umat di Libanon, baik Kristen maupun Muslim, menunjukkan bahwa kemauan untuk selalu berdoa bersama adalah salah satu aksi untuk kebaikan bersama. Ini berarti berbeda cara berdoa bukan berarti menegasi satu Allah yang disembah. Inisiatif untuk menciptakan perdamaian juga adalah sebuah tindakan untuk kebaikan bersama.

Kaum Muslim dan Kristiani bekerja sama melalui dialog. Dialog, bentuk komunikasi bi-univox. Komunikasi yang menekankan beberapa hal, berbicara dan mendengarkan, - Berbicara dalam arti mengutarakan, menyampaikan ide, gagasan, keinginan dengan jujur dan tulus. Mendengarkan berarti mencerna inti, topik yang disampaikan, diutarakan, ditekankan. – memberi dan menerima gagasan, komunikasi yang mengembangkan dan memperkaya wawasan secara resiprokal, timbal balik. Dialog ini didasarkan pada keteguhan iman masing-masing dan kemauan untuk menerima, mengakui juga keteguhan iman orang lain, open-integrated. Artinya, semakin saya berdialog dengan yang lain, saya semakin “fanatik” pada iman saya dan membiarkan sesama semakin teguh dalam imannya. Dialog dalam bentuk ini sama sekali tak menyangkali iman masing-masing apalagi membawa orang lain untuk bertransformasi menuju iman lain. Kita, tak ingin mengkhiananti iman sendiri, bukan? Patut disadari juga bahwa dialog iman didasarkan pada empat pilar penting yakni, hidup dan kerja manusia, pengalaman iman dan pertukaran pemahaman teologis. Model dialog berdasarkan 4 pilar ini adalah dialog yang membantu sesama untuk semakin percaya, yakin, teguh dalam iman. Persaudaraan perlu juga menjadi basis dialog ini sehingga masing-masing semakin menyadari untuk bekerja sama dan meningkatkan solidaritas. Melalui dialog yang berkelanjutan efek timbal-balik yang dapat dicapai adalah keyakinan dan kepercayaan bahwa semua adalah anak-anak Allah dan kesadaran bahwa semua adalah satu keluarga, sebagai manusia.

Kaum Muslim dan Kristen bekerja sama untuk saling menghormati. Kesadaran akan perbedaan iman, kemauan untuk menciptakan perdamaian, inisiatif untuk berdialog bermuara pada seruan saling menghormati. Dua komunitas beriman ini dapat hidup bersama dengan mengedepankan sentimen persaudaraan dan keberadaan sebagai manusia. Saling menghormati adalah bentuk kebaikan bersama yang mampu membawa individu maupun komunitas beriman untuk mengedepankan kehidupan yang harmonis.

Mungkin, seruan selanjutnya yang dapat dirumuskan dari pesan Fransiskus kepada umat Muslim dan Kristiani di Jamhour, Libanon ini adalah: Kita ada di jalan Allah. Mari berjalan bersama.

AC 26/3




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline