Lihat ke Halaman Asli

Alma Tiara

Mahasiswa

Bodrex

Diperbarui: 10 Juni 2023   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamis malam yang terasa lebih sejuk dari malam-malam sebelumnya. Ditemani suara lagu berjudul "Ada Sesuatu" dari speaker laptopku. Ya, dua minggu lagi aku akan melakukan perjalanan, mungkin sama ada sesuatu yang membawa langkahku kesana lagi atau mungkin minggu nanti jadi minggu terakhir aku disini. Ah tunggu sajalah!. Di dalam kamar tidur, aku menatap ke arah layar Heandphone. Di hadapanku sudah terjejer 26 abjad Indonesia, tanda-tanda baca, dan emoji yang bermacam-macam, ada love, bunga, love yang retak yang sewaktu waktu bisa saja ku tekan dan ku pilih menjadi nama untuk no Heandpone yang aku ku simpan ini. Tepat pada pukul 20:15 AM, aku memilih untuk menamai no ini Aru Bodrex.

Aru Bodrex, jangankan love atau bunga mawar yang ku pilih, tanda baca  titik dua dan bintang saja tidak ku pilih untuk menggambarkan betapa aku mencintainya. Seperti kebanyakan orang, menamai kontak orang yang dicintainya dengan bervariasi.

Aku benar-benar menahan tawa. Dengan sedikit senyuman, aku bergegas ke luar dari keimajinasiianku. Bodrex? Ah... ada-ada saja. Pikirku

Dia pria yang mengidap penyakit pusing dan sewaktu-waktu bisa gila. Hal-hal yang menurutku gila dan tak mungkin aku lakukan, tapi bisa jika dengannya.

Dia memang gila. Aku memilihnya. Tapi dia selalu punya cara untuk memulihkan diri dari kegilaan yang dibuatnya sendiri. Menurut ku dia memang pria yang well rounded.

Aku memilih dia yang mampu membebaskan aku dari kerapuan hidup ini.

Sebuh whatsApp masuk ke HP ku.

From: Aru Bodrex
Orangtua itu aku anggap Tuhan, kita tidak bisa merubah
siapa Tuhan kita. Tapi kita yang bisa kita ubah, cara kita memperlakukan Tuhan kita.

Hanya ada satu  penjelasan untuk pesan yang tiba-tiba ini. Aku terkesima melihat pesan ini.

Aku merasa beruntung sudah memilihnya. Memilih dia yang tidak pernah marah bahkan bersikap kasar kepadaku. Tapi dia punya cara yang tak menyakiti hati, untuk membuat aku bisa merasa kalau ia sedang memberikan peringatan keras kepadaku.

Dia yang tak pernah bilang "kamu cantik", tapi dia yang selalu bisa jaga kecantikan seorang wanita. Dia yang tak pernah menodai namaku, tapi selalu punya cara menjaga nama baikku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline