Lihat ke Halaman Asli

Perlawanan dan Cinta di Balik Novel "Bumi Manusia": Epos Sastra yang Menerawang Ketidakadilan Kolonialisme Hindia-Belanda

Diperbarui: 23 Januari 2024   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

RESENSI NOVEL

Nama Pengarang        : Pramoedya Ananta Toer

Judul Buku                    : Bumi Manusia

Penerbit Novel             : Hasta Mitra

Tebal                                : 535 Halaman

Tahun Terbit                 : 25 Agustus 1980

Link Buku                      : https://www.google.co.id/books/edition/Bumi_Manusia/9DA5DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

***

Buku monumental "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer hadir sebagai satu dari sedikit karya sastra yang tidak hanya membius pembaca dengan keindahan kata-kata, tetapi juga membuka pintu menuju ke dalam sejarah pahit Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Dengan kekuatan naratifnya, Pramoedya mampu menggambarkan kehidupan sosial dan politik, serta membedah konflik budaya dan kelas sosial melalui kisah Minke, seorang pemuda Jawa yang berani menentang penjajahan.

Dalam resensi ini, kita akan menjelajahi setiap aspek penting dari "Bumi Manusia," mulai dari karakter-karakter utama, penggambaran kehidupan sehari-hari, hingga kerumitan hubungan antara pribumi dan penjajah. Sementara membahas novel ini, kita juga akan merenung tentang bagaimana pesan-pesan yang terkandung di dalamnya masih relevan hingga hari ini.

Pengantar Sejarah: Hindia Belanda pada Awal Abad ke-20

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline