Lihat ke Halaman Asli

Sampah Emas

Diperbarui: 24 Februari 2016   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bu Rosella sebagai Ketua Bank Rosella Endarwati mengolah barang bekas menjadi asesoris pernikahan"][/caption]Mana tidak pernah kita dengar Global Warming? Sebelum membahas lebih jauh lagi, mari kita ketahui dahulu apa itu Global Warming.

Menurut Wikipedia, Global Warming atau yang dalam Bahasa Indonesia-nya Pemanasan Global adalah suatu keadaan dimana meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Lalu kenapa sih Pemanasan Global dikhawatirkan banyak orang? Jawabannya adalah karena Pemanasan Global mengakibatkan perubahan-perubahan seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya kemungkinan fenomena cuaca yang ekstrem, punahnya berbagai jenis hewan, hilangnya gletser dan banyak lagi!!

Sudah tahu kan kondisi bumi kita? Banyak sekali bencana-bencana alam yang terjadi memang. Kalau keadaan sudah begini, upaya menyelamatkan bumi jadi makin gencar dilakukan, mulai dari kalangan sekolah, komunitas-komunitas rumah tangga, hingga perusahaan.

Mendaur ulang dipandang menjadi tren terbaru kini, selain lebih hemat dan bersahabat dengan kocek, mendaur ulang juga ramah lingkungan karena menggunakan barang bekas yang masih layak pakai. Mendaur ulang juga dapat beralih fungsi dari memanfaatkan barang bekas menjadi usaha serta bisnis. Selain ada nilai ekonominya, mendaur ulang juga mengasah kekreatifan kita! Banyak sekali ya nilai plusnya?

Sebagai contoh, mari kita tengok Bank Sampah Rosella yang terletak di Rawa Barat, Jakarta Selatan. Sejak 2010, Rosella Endarwati, Ketua Bank Sampah Rosella Endarwati, berserta timnya telah membuktikan bahwa sampah ternyata bisa disulap menjadi dekorasi serta asesoris pernikahan! Waw kreatif sekaliii..!!

Melirik dari ANTARA News, contoh hasil daur ulang yang berhasil diproduksi tim anggota Bank Sampah Rosella adalah bros berbentuk bunga mekar yang terbuat dari sisa kain perca. Dibandingkan dengan harga pada bros bunga umumnya, bros bunga milik Bu Rosella dihargai jauh lebih murah, hanya Rp1.000/buah!

Bu Rosella juga berkata bahwa kegiatan mendaur ulang tersebut turut meningkatkan kesejahteraan ekonomi tim anggotanya sendiri. Mulai mendaur sampah menjadi tas, dompet, celemek, hiasan, kegiatan tersebut juga berupaya untuk meningkatkan kreatif serta mandiri. Wow!

Komunitas Lumintu juga merupakan salah satu contoh lain komunitas yang mendaur ulang sampah. Komunitas yang berdiri sejak 1998 di Banten ini membuat robot mainan menggunakan berbagai jenis sampah kering seperti telepon genggam yang sudah rusak, perangkat keras komputer, serta alat elektronik lain yang sudah tidak terpakai.

Dengan niat untuk membentuk wadah bagi siapapun yang tertarik pada karya seni, Slamet Riyadhi, telah mengajak kurang lebih 60 anak jalanan untuk berpatisipasi dengan tujuan agar dapat hidup secara mandiri, agar memiliki jiwa usaha, sehingga nantinya mampu mendapatkan penghasilan.

Dari wadah pena, tas, plakat dan robot mainan anak. Harga yang ditawarkan pun bermacam-macam, dari Rp50.000 hingga Rp6.000.000. Komunitas Lumintu sendiri juga memiliki kepanjangan, yaitu “Lumayan itung-itung nunggu tutup usia.” Kreatif sekali ya??

Banyak sekali kegunaan dari mendaur ulang, kan? Selain ramah lingkungan, mendaur ulang juga mendatangkan komisi bagi pendaurnya. Kita juga bisa kok mendaur ulang untuk kebaikan bumi! Misalnya dengan cara mengubah tempat toilet gulung menjadi wadah pensil, atau menggunakan baju bekas menjadi kain lap. (hihihi..)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline