Lihat ke Halaman Asli

Ali Shodikin

Wirausaha

Mercon dan Kembang Api Jadi Bumbu Jalan Sehat

Diperbarui: 2 April 2023   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Kata pa ustadz kalau habis sahur dan shalat subuh itu jangan tidur, tidak baik. Makanya perlu diisi aktifitas lain supaya dapat menghindari tidur di pagi hari.
Selama bulan puasa tidak sepi di mushola dan masjid suara anak-anak atau orang tua yang sedang bertadarus Al Qur'an. Jalanan juga ramai warga berbagi usia mengisi waktu pagi untuk sekedar berolahraga ringan. Apalagi di jalan tembusan Desa Grinting-Pulogading Kecamatan Bulakamba, Brebes, nyaris tidak pernah sepi waktu pagi dan sore hari.

Mumpung cuaca terang tanpa grimis, saya sempatkan menikmati suasana pagi yang sepertinya amat sayang kalau dilewatkan begitu saja.
Rupanya benar adanya, di lokasi tersebut sudah tumpah ruah warga dari anak-anak sampai orang tua. Kebanyakan mereka datang secara beramai-ramai bersama teman-teman, tetangga atau mungkin perkumpulan.

Ada yang jalan kaki, ada yang pakai sepeda, ada juga yang menggunakan sepeda motor berboncengan dengan teman maupun keluarga.

Banyak asap dan suara mengagetkan
Sepanjang jalan nyaris terdengar suara dor!!!,  preketek!! yang sertai kepulan asap. Ternyata itu anak-anak yang bermain petasan atau mercon. Selain mercon ada juga kembang api yang dinyalakan oleh anak-anak juga ibu-ibu.

Ada yang membawa dari rumah, ada pula yang membeli di lokasi, karena di tempat tersebut juga ada beberapa warga yang berjualan berbagai jenis mercon dan kembang api. Penjual juga menyediakan obat nyamuk untuk digunakan menyalakan mercon atau kembang api.

Ada yang senang, ada juga yang merasa terganggu dengan adanya suara, asap yang berasal dari mercon/kembang api. Namun, sepertinya itu sudah menjadi bumbu bagi warga yang mengisi waktu pagi khususnya di bulan puasa tahun ini.

Tetap hati-hati ya,,, senang boleh tapi jangan sembarangan menyalakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline