Lihat ke Halaman Asli

Sawer, Warisan Turun Temurun Penanda Kebahagiaan

Diperbarui: 3 April 2020   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu-ibu yang menunggu saweran | dokpri

"Mas aja lunga-lunga ya, ko ora keduam saweran." (mas jangan pergi-pergi ya, nanti ngga kebagian saweran)
Cletukan tentangga yang pagi-pagi udah pada ngumpul di halaman rumahnya.

Pagi ini tidak seperti biasanya, terlihat beberapa ibu-ibu, anak-anak pada ngumpul di sekitar rumah Pa RT. Ada yang sambil sarapan, ada juga yang sambil nyuapin anaknya.

Berkumpul di halaman pak RT yang anaknya dikhitan

Merek berkumpul bukan tanpa alasan, ternyata Pa RT pagi ini mengkhitankan anaknya yang berusia 10 tahun. Seperti pada umumnya yang sudah jadi warisan turun temurun di sini (Desa Lemahabang, Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes), setiap ada hajat atau sebagai ungkapan syukur kepada yang kuasa maka keluarga tersebut akan melakukan saweran.

Makanya tidak salah banyak anak-anak yang kebetulan lagi libur sekolah, ibu-ibu bahkan beberapa bapak-bapak ikut hadir meramaikan acara saweran itu.

Berebut saweran | dokpri

Saweran biasanya berupa uang receh limaratusan atau ribuan, makanan ringan atau jajan, ada juga deterjen, sampo atau lainnya yang berbentuk kemasan sachet. Kesemuanya itu oleh tuan rumah disebar di halaman rumah, sehingga keramaian akan benar-benar terjadi saat warga baik anak-anak atau orang dewasa pada berebut untuk mendapatkan uang atau jajan atau lainnya yang berserakan jatuh disekitarnya.

Bagi warga Lemahabang, acara seperti ini memang sering dijumpai. Warisan yang sudah lama ada ini biasanya dilakukan saat sebuah keluarga ingin berbagi kebahagiaan bersama para tetangga, selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang senantiasa memberikan nikmat.

Selain acara khitanan, warga melakukan saweran seperti habis beli kendaraan, anak yang baru bisa berjalan, nikahan, Puputan bayi, dll.

KBC-25| Kompasianer Brebes Jawa Tengah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline