Lihat ke Halaman Asli

Alya Keisya W

Universitas Airlangga

Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi Serta Kemacetan

Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sudah tidak asing lagi kita mendengar berbagai macam isu lingkungan yang dihadapi pada era globalisasi ini, salah satunya ialah climate change. Apalagi di tengah gelombang panas bulan juli sampai agustus yang para peneliti yakini rekor tahun 2019 akan terpecahkan. Sudah beribu-ribu artikel yang meramaikan dengan trending era pendidihan global. 

Emisi karbon menjadi salah satu penyebab perubahan iklim di dunia. Fenomena emisi karbon merupakan proses pelepasan karbon ke lapisan atmosfer bumi, proses ini dapat berdampak pada lingkungan hidup, kesehatan manusia, hingga menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Para peneliti berhasil mengungkap bahwa emisi antropogenik dari satu triliun ton karbon cenderung menyebabkan peningkatan suhu global sebesar dua derajat celcius. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi, dengan melakukan pengembangan angkutan massal yang ramah lingkungan. Menhub mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon yaitu dengan terus mengembangkan angkutan massal perkotaan. 

Mengingat, sektor transportasi khususnya di wilayah perkotaan berkontribusi sebagai sumber polusi dan meningkatkan emisi karbon. “Angkutan massal tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi kemacetan, tetapi juga mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas udara bersih,” ujar Menhub saat menjadi pembicara kunci pada acara Sustainable Developments Goals National Seminar Series (SDGs) 2030: dengan tema Sinergi Nasional dalam Katalis Pencapaian SDGs Tahun 2030 Menuju Indonesia Sehat, Berdaya, dan Lestari yang diselenggarakan Bakrie Center Foundation di Jakarta, Kamis (3/11).

Saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya memberi penyuluhan terhadap pentingnya beralih dari transportasi pribadi ke transportasi umum. Hal tersebut merupakan bentuk dari pergerakan pengurangan emisi karbon yang saat ini telah diratakan pada berbagai wilayah di Indonesia. Contohnya saja transportasi umum berupa kereta api. Kereta api telah menjadi transportasi berbasis rel yang terbilang cukup populer dimata dunia. Kereta api dianggap sebagai solusi yang paling efisien untuk menyelesaikan isu emisi karbon. Jika dibandingkan dengan moda transportasi populer lainnya seperti pesawat terbang, bus, dan kendaraan pribadi, kereta api menghasilkan emisi yang paling kecil. Hal ini tentu ditinjau dari jumlah penumpang yang bisa diangkut serta emisi yang dihasilkan. Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri menyebutkan, mobil pribadi dan pesawat terbang bisa menghasilkan emisi sebanyak lima kali lipat lebih banyak daripada kereta api setiap 200 mil-nya.

 Uniknya selain dapat meringankan isu akibat emisi karbon, beberapa kota besar terkemuka dunia telah menyadari akan pentingnya peran  kereta api didalam mengatasi kemacetan dan telah menjadi mobilitas sehari-hari warganya. Kemacetan di daerah ibu kota telah menjadi penyakit kronis sejak awal tahun 1990-an, dengan kecenderungan yang semakin mengkhawatirkan. Tidak hentinya pemerintah selalu menghimbau peralihan transportasi untuk mengurangi beban lalu lintas yang sudah terbilang over capacity. Pasalnya, kereta api memiliki kapasitas yang terbilang cukup besar dibandingkan  transportasi pribadi. Faktanya 1 gerbong kereta dapat menyangkut 50 sampai 100  orang dewasa. Lalu bayangkan apabila 50 hingga 100 orang di dalam gerbong tersebut membawa transportasi masing-masing. Sudah dipastikan akan terjadinya kemacetan. Namun, apabila pemerintah ingin masyarakat benar-benar beralih ke transportasi umum, maka harus ada jaminan kenyamanan dan kemudahan pelayanan dalam menggunakan angkutan umum. Lalu apabila ditinjau dari segi kecepatan lajunya, kereta api dianggap lebih unggul dibandingkan dengan transportasi pribadi lainnya. Sebab kereta api dinilai terbebas dari padatnya lalu lintas.

#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat #AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR #BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria 1_Garuda 26 #ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial #GuratanTintaMenggerakkanBangsa

Referensi:

-Alya Keisya Wahyudi/162231013/Garuda 26, ksatria 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline