Lihat ke Halaman Asli

Agus Sujarwo

Founder Imani Foundation

Rumah Surga Samanea (Hill)

Diperbarui: 5 Juni 2024   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Agus Sujarwo

Ada satu kesamaan antara saya dan samanea (hill). Samanea Hill adalah projek perdana untuk kategori perumahan yang dikembangkan oleh pengembang ternama Farpoint Realty Indonesia. Sementara, bagi saya Samanea Hill adalah kompleks permukiman perdana yang insya Allah akan ditinggali untuk pertama kalinya seumur hidup.

Mahakarya Arsitektur Kelas Dunia

Saat menelusur kanal farpoint.co.id, saya sempat berdecak kagum karena di dalamnya terpampang jelas dan besar foto Yori Antar. Sebuah nama di balik tata ulang stadion kebanggaan masyarakat Indonesia Gelora Bung Karno, revitalisasi Danau Toba, pun pelestarian desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Saya cukup mengenal baik beliau. Setiap awal tahun, saya biasanya "mengirim" murid-murid saya yang masih belajar di jenjang sekolah menengah pertama ke kantor yang sekaligus rumah beliau di bilangan Bintaro Jaya untuk melihat lebih dekat dunia arsitektur. Dan dalam salah satu kesempatan, sosok rendah hati nan bersahaja --- ya demikian adanya --- ini memberikan kenang-kenangan sebuah buku yang pernah beliau tulis Pesan dari Wae Rebo: Kelahiran Kembali Arsitektur Nusantara. Buku setebal 446 halaman ini pun masih tersimpan resik di antara deretan buku yang ada di rumah saya.

"A building has at least two lives. The one imagined by its maker and the life it lives afterward. And they are never the same."

Remment Lucas Koolhas,  

Professor in Practice of Architecture and Urban Design, Harvard University

Farpoint Realty Indonesia, yang sebelumnya terfokus pada pengembangan properti premium seperti high rise residential, landed homes, offices and shophouse, dan retail, memulai projek perdana permukiman dengan merintis Samanea Hill.

Saat mencoba mencari secara etimologis kata samanea, saya menemukan dua sumber, yang dua-duanya kemudian selaras dengan makna samanea. Pertama, sumber bahasa Sunda. Samanea dalam bahasa Sunda berarti istimewa. Samanea Hill ini memang istimewa, setidaknya dari nama yang digunakannya. Berbeda dari penamaan hunian-hunian pada umumnya yang lebih menyaran pada sisi geografis, Samanea Hill memilih untuk menyaran pada sisi filosofis, yakni samanea.

Ini yang kemudian mengarahkan saya pada sumber yang kedua, yakni bahasa Latin. Samanea dalam bahasa Latin berarti trembesi. Sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di negara bagian Hawaii, Amerika Serikat dan berfokus pada penelitian dan konservasi National Tropical Botanical Garden menulis, Samanea saman adalah pohon tropis besar yang tumbuh setinggi 60 meter dengan kulit kayu keriput kasar dan mahkota berbentuk payung lebar simetris yang menjadikannya pilihan terindah sebagai pohon peneduh.

Situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mencatat, trembesi menorehkan data fantastis, mampu menyerap 28.488,39 kg CO2 per pohon setiap tahunnya. Sangat jauh berbeda dibandingkan kemampuan rerata pepohonan yang hanya menyerap 1.000 kg CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya. Seperti kita tahu, CO 2 atau karbondioksida adalah komponen penting dari udara yang ada di bumi. Salah satunya membantu menjebak panas di atmosfer bumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline