"Rekoleksi" merupakan sarana untuk melihat kembali pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang dijalankan oleh seorang guru / tenaga pendidik dan kependidikan. Sejatinya para guru khususnya di sekolah-sekolah Katolik di kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat menemukan jati diri sebagai seorang guru yang dengan tulus dan ikhlas mendidik para siswanya menjadi manusia yang berilmu dan berakhlak mulia.
Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Yesus, Sang Guru Ilahi yang berwibawa karena keteladanNya, melakukan pendekatan personal,membangun kepecayaan diri, menggerakan imajinasi kreatif, penuh belas kasih, dan yang tidak kalah penting adalah mendidik dan mengajar merupakan sebuah tugas kerasulan yang mengajarkan cinta kasih Kristus kepada sesama.
Rekoleksi/ pendalaman Iman yang diikuti oleh guru-guru TK, SD, dan SMP YPPK Santa Maria Regina Waisai dilaksanakan pada Sabtu, 16 Maret 2024 bertempat di pendopo Gereja Stasi Santa Maria Mater Dei Waisai. Kegiatan ini bertujuan untuk meresapi dan menghayati makna panggilan hidup seorang guru yang diartikan sebagai suatu bentuk pelayanan dan pengabdian yang tulus. Selain itu Rekoleksi juga bertujuan untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong Paskah Tuhan Yesus.
Kegiatan Rekoleksi diawali dengan doa yang dibawakan oleh Kepala Sekolah SMP YPPK Santa Maria Regina Waisai Suster Ernestine, DSY sekaligus membuka pengantar bagi peserta Rekoleksi.
Sementara yang menjadi native speaker dalam Rekoleksi/Pendalaman Iman tersebut adalah Pastor Paroki Santa Maria Bintang Laut Doom, Pastor Martin hombahomba.
Mengutib sebuah dokumen Gereja Katolik tentang pendidikan Katolik yakni "Gravissimum Educationis" yang menjadi cikal bakal lahirnya sekolah-sekolah Katolik.
Dalam materinya, Pastor kelahiran Fak Fak ini menambahkan "Gravissimum Educationis" menegaskan bahwa hendaknya para guru sungguh disiapkan sehingga menjalani suatu formasio dalam bidang ilmu, dan sekarang ia siap untuk membentuk orang lain (siswa). Lebih lanjut alasan yang paling fundamental adalah "mendidik bukanlah sekedar pekerjaan, melainkan sebuah sikap, cara berada diantara siswa, mendampingi mereka dalam tahap pertumbuhan mereka dengan menempatkan diri di samping mereka.
Pastor Martin juga menekankan akan pentingnya bagi para guru untuk menyadari tugasnya sebagai seorang guru. " Seorang guru jika hendak mendisiplinkan siswa, guru juga harus disiplin, jangan sampai guru yang sering datang terlambat ke sekolah, terang pastor Martin.
Setelah Rekoleksi, diadakan pengakuan dosa khusus bagi guru-guru Katolik dan ditutup dengan perayaan Ekaristi di Gereja. Di penghujung acara, peserta Rekoleksi mengikuti santap siang bersama di tengah gurauan canda dan tawa.