Lihat ke Halaman Asli

Aldy M. Aripin

TERVERIFIKASI

Pengembara

Kompasianer Ini Sumbangkan Inovasinya untuk Korban Kabut Asap

Diperbarui: 2 November 2015   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jamu Tetes bantuan dari kompasianer David Andi Purnama (David Bekam), yang merupakan hasil inovasi beliau, manjur untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa sesak saat bernafas bagi mereka yang terpapar asap. Selain itu jamu tetes ini juga dapat mengobati diabetes dan adam urat | dok. pribadi"][/caption]

Berbilang bulan sudah beberapa propinsi terpapar asap, kualitas udara turun drastis sampai menyentuh titik berbahaya. Negara sudah meminta bantuan negara tetangga untuk membantu memadamkan api yang menjadi sumber utama asap, tapi apa hendak dikata, upaya tersebut bisa dikatakan gagal total.  Asap masih enggan beranjak dan penyakitpun datang menghampiri.

Dalam kondisi seperti ini, saya bertanya-tanya, apa yang bisa kompasiana lakukan untuk membantu mengurangi derita mereka yang terpapar asap, sementara saya pribadi tidak memiliki kemampuan apa-apa, baik itu kemampuan finansial maupun kemampuan untuk mengobati untuk membantu mereka.

Beberapa kali saya menayangkan kondisi pekatnya asap yang menerpa dan selalu diapresiasi Admin Kompasiana dalam bentuk Headline. Kenyataan ini ternyata mengundang rekan kompasianer menawarkan bantuan dalam bentuk dana tunai dan obat-obatan. 

Tanpa bermaksud membesar-besarkan bantuan yang telah diberikan, saya perlu menjelaskan (katakanlah sebagai bentuk pertanggung jawaban) bantuan yang telah diberikan kepada masyarakat melalui saya sebagai seorang kompasianer. Saya patut berbangga hati, dengan menjadi bagian dari Kompasiana sebagai kompasianer, saya dapat memberikan/menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan dari sesama kompasiner.

Salah seorang kompasianer bahkan menyarankan saya agar membuka rekening saya untuk menampung bantuan dari sesama kompasianer, tapi dengan berbagai pertimbangan dan untuk menghindari syak wasangka dibelakang hari saya memutuskan tidak membuka rekening tersebut.

Walaupun demikian, kompasianer yang menyarankan tersebut tetap memberikan sumbangan dalam bentuk dana tunai yang dikirim langsung ke rekening pribadi saya dan menyerahkan kepada saya sepenuhnya untuk mengelola bantuan tersebut. Dan atas permintaannya, saya tidak akan membuka siapa kompasianer yang dimaksud.

Sementara bantuan obat berupa jamu tetes, saya terima dari mas David Bekam dalam dua kali pengiriman. Dan semuanya sudah tersalurkan kepada yang membutuhkan bukan hanya kepada mereka yang terpapar asap tetapi juga kepada mereka yang menderita diabetes dan asam urat.  Dan saya sendiri, termasuk orang yang memanfaatkan bantuan dari mas David Bekam.

Kendala di Lapangan

Kendala utama dalam menyalurkan bantuan ini adalah adanya rasa curiga dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap jamu tetes, karena dikondisi yang hampir dikatakan darurat mereka menghendaki sesuatu yang instan dan mereka belum mengenal obat jenis ini sebelumnya. Bagusnya, jamu tetes sumbangan mas David memberikan dampak yang cukup cepat, setelah ditetes melalui hidung sebanyak masing-masing tiga tetes, ada yang lima belas menit kemudian sudah menyatakan nafasnya terasa lapang. Tapi ada juga yang butuh waktu sampai setengah jam.

Setelah melihat dan merasakan sendiri efek positif dari jamu tetes yang ditawarkan bahkan ada yang meminta dua botol, tetapi karena jumlah terbatas, saya hanya memberikan dua botol pada setiap kepala keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline