Lihat ke Halaman Asli

Aldy M. Aripin

TERVERIFIKASI

Pengembara

Mengenal David AP, Sang Inovator Herbal dan Pemegang Rekor MURI

Diperbarui: 13 April 2016   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sang Inovator, pada saat penganugerahan rekor MURI, bersama-sama dengan Dirut Perum Peruri Junino Jahya, Staff Ahli BUMN Gumilang dan Wamen Pertanian Bayu Krisna Mukti | dok. David AP"][/caption]Mas David, bergitu saya menyapa lelaki murah senyum, berkacamata dan berusia 47 tahun itu, dia adalah salah satu pemenang 100 Inovasi Indonesia tahun 2008 dan innovator pupuk tetes cair terkecil di dunia. Saat ini terus melakukan penelitian dan pengembangan berbagai produk herbal.

Beliau, bukanlah lulusan perguruan tinggi, beliau hanya menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 1989. Pada tahun 1995, keluar dari pekerjaannya sebagai Manager Operasional di sebuah dealer elpiji di Bogor, Jawa Barat. Keputusan untuk keluar dari pekerjaan, setelah melihat terbukanya peluang usaha di sektor pertanian dan yang ada di benak beliau adalah memulai inovasi yang telah lama menjadi cita-citanya.

Sebuah keputusan yang berani, karena keputusan keluar dari pekerjaan hanya bermodalkan tekad untuk maju serta berkeyakinan bahwa hanya dengan berwiraswasta dan menelorkan inovasi-inovasi baru yang akan memberikan masa depan yang cerah untuk keluarga. 

INOVASI PERTAMA DAN REKOR MURI

Inovasi pertama berupa pupuk tetes cair untuk tanaman tetapi sebagaimana galibnya sebuah inovasi tentunya disertai dengan kegagalan-kegagalan, Kegagalan, tidak mematahkan usaha beliau untuk terus menemukan formula yang tepat. Kegigihannya untuk terus melakukan inovasi dan percobaan kemudian berhasil menciptakan pupuk yang diidamkan.

Dari hasil pupuk tetes cair ini, Mas David bekerja sama dengan BUMN PKBL Peruri, menanam jagung di Desa Sinarbaya, Kecamatan Teluk Jambe Timur Kabupaten Kerawang. Panen jagung ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) berupa tanaman jagung manis terpadat 87.600 pohon per hectare (standar nasional hanya 42.000 pohon per hektar), kategori panen jagung tertinggi hingga 26,5 ton per hectare (standar nasional sebanyak 14 ton per hektar) dan kategori rasa jagung yang manis hingga 20 bricks (standard nasional 12 bricks).

Sejak mulai berinovasi, sudah berbagai macam inovasi yang dihasilkan oleh Mas David, di antaranya:

  1. Inovasi Pertanian.
  2. Inovasi Perikanan.
  3. Inovasi Peternakan
  4. Inovasi Jamu Tetes,
  5. Inovasi Terapi bekam relaksasi.
  6. Inovasi Madu Pahit.
  7. Inovasi Madu Tetes.
  8. Inovasi Perawatan kulit dan pemulihan luka bakar.
  9. Inovasi Perawatan untuk hewan peliharaan.

Kecintaan terhadap inovasi telah dilakoni sejak masih duduk di sekolah dasar, tidak seperti anak kebanyakan, di saat teman-temannya asik bermain dengan teman lainnya, David justru berasyik masyuk dengan tanaman untuk membantu ibunda tercinta, karena sedari kecil sang ayah sudah dipanggil Sang Khalik.

Mas David cukup tertutup untuk membicarakan urusan pribadi, ketika ditanya apakah saat SMA pernah pacaran. Dalam email yang dikirimkan mas David, hanya menyebutkan lebih tertarik pada urusan tanaman daripada tertarik kepada lawan jenis.

Dari inovasi yang dihasilkan, sebagai peraih Pemuda Agribisnis Paling Inspiratif dari Majalah Agrina, telah mengantarkan dirinya bertemu dengan para pejabat tinggi Negara, seperti:

Presiden Republik Indonesia, Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2008.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline