Lihat ke Halaman Asli

Aldy M. Aripin

TERVERIFIKASI

Pengembara

Melihat Langsung Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum)

Diperbarui: 28 Agustus 2015   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) memang cocok dengan namanya, bunga ini menebarkan bau busuk seperti bau bangkai.  Menyengat dan sungguh tidak menarik untuk dijadikan oleh-oleh.  Hanya karena kelangkaanya saja yang membuat saya tertarik untuk melihat secara langsung.

Pada mulanya saya tidak percaya jika bunga ini adalah bunga bangkai, karena pendidikan disekolah menyebutkan bahwa bunga bangkai yang dimaksud adalah Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii).  Ternyata keduanya memiliki perbedaan yang bertolak belakang.   Padma raksasa adalah bunga yang cenderung merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram.

Bunga bangkai, secara keseluruhan terdapat 170-200 spesies, yang tumbuh di Indonesia sekitar 25 spesies, 18 spesies merupakan endemik yang tersebar di Sumatera delapan spesies, di Kalimantan tiga spesies dan satu spesies di Sulawesi, merupakan marga Amorphophallus.

Bunga bangkai ( Amorphophallus titanum) yang saya saksikan memiliki dua lembar daun yang mengelilingi bunga (tongkol) dan belum terbuka sepenuhnya. Berwarna hijau tua pada bagian bawah dan cenderung ungu pada ujung daun dan tinggi diperkirakan 120cm-130cm.  Tercium bau bangkai cukup menyengat, sepintas seperti bau bangkai tikus.

Klasifikasi Ilmiah :

Kerajaan : Plantae,  Subdivsi : Monokotil (Monocotylidoneae),  Ordo: Alismatales, Family: Araceae,  Subfamily (upafamili): Aroideae, Genus: Amorphophallus.

Daerah Tumbuh dan Penyebaran
Bunga bangkai merupakan tumbuhan dataran rendah dari wilayah tropika dan ugahari, menyebar dari Afrika barat ke timur hingga kepulauan di Samudra Pasifik. Jenis-jenisnya tidak ditemukan di Amerika, walaupun ada sejenis kerabatnya yang tumbuh di sana, yakni Dracontium.

Terna ini kebanyakan didapati tumbuh di hutan-hutan hujan dataran rendah, hutan musim, termasuk pula di hutan-hutan yang terganggu, hutan sekunder dan lahan-lahan pertanian. Jarang didapati di tanah kapur, bunga bangkai kadang-kadang ditemukan tumbuh di lapangan-lapangan yang terbengkalai.

Dan yang menarik pemberian nama ilmiah pengelompokan (marga/genus) bunga bangkai diambil dari bentuk bunganya seperti penis rusak (Amorphos artinya bentuk yang rusak, phallos artinya alat kelamin laki-laki). Selain itu bunga bangkai tidak berbunga setiap tahun, sejak kedatangan kelokasi beberapa waktu yang lalu, sampai dengan saat ini masih belum ada tanda-tanda akan berbunga lagi. Berharap, jika suatu saat berbunga lagi bisa datang mengunjungi.

Catatan Penting :
Walaupun saya menamakan Bunga Bangkai dengan nama ilmiah  (Amorphophallus titanum), sejujur saya tidak terlalu yakin, karena Bunga Bangkai juga ditemukan di kalimantan Selatan dengan nama Amorphophallus borneensis (Engl.) Engl. & Gehrm.

Agar tidak terjadi kesalahan yang bisa menyesatkan Bunga Bangkai  (Amorphophallus titanum) dibaca Bunga Bangkai  (Amorphophallus spp), karena saya tidak mengetahui secara persis spesies Bunga Bangkai tersebut.  Mas Hendra Wardhana, Terima kasih koreksinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline