Lihat ke Halaman Asli

Aldy M. Aripin

TERVERIFIKASI

Pengembara

Mengubah Paradigma: Petani Karet Lokal ke Petani Karet Unggul

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430463100329050250

[caption id="attachment_414120" align="aligncenter" width="585" caption="Bibit Karet Unggul Yang Siap Diokulasi dengan Bibit Karet Yang ada kebun Entres | Dok. Pri"][/caption]

Semua desa/kampung di pedalaman Kalimantan Barat memiliki kebun karet, tetapi tidak semua keluarga memiliki kebun karet, padahal mereka rata-rata memiliki lahan kosong minimal satu hektare. Keluarga yang memiliki kebun karet pun, rata-rata hanya karet lokal yang tingkat produksinya rendah, dibandingkan karet bibit unggul.

[caption id="attachment_414121" align="aligncenter" width="585" caption="Sebagian peserta latihan sedang mendengarkan pengarahan oleh instruktur sebelum pelatihan dimulai | dok. Pri."]

1430463284186729525

[/caption]

Dalam upaya memanfaatkan lahan kosong yang tidak terpakai (umumnya bekas ladang) dan menambah penghasilan mereka, perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang perkayuan (PT.SBK), melalui para penyuluh lapangan yang terdidik dan terlatih secara kontinyu memberikan pelatihan cara meng-okulasi karet unggul kepada masyarakat sekitar.

Pada saat pelatihan, bukan hanya cara okulasi yang diajarkan, termasuk juga pemeliharaan bahkan sampai pada cara memanen/menderes karet yang benar juga diajarkan.

[caption id="attachment_414122" align="aligncenter" width="585" caption="Peserta latihan sedang mendengarkan pengarahan oleh Intruktur Terlatih Bpk. Abar Pius di Tengah Kebun Bibit | Dok. Pri"]

14304634671381842319

[/caption]

Bukan pekerjaan mudah, sikap skeptis dan merasa lebih pintar menjadi halangan utama, karena orang-orang yang menerima pelatihan, sebagian diantaranya hidup dari hasil menderes karet lokal dan beranggapan bahwa hasil yang mereka dapat merupakan hasil terbaik dan menganggap cara mereka memanen karet adalah cara yang benar karena merupakan warisan generasi sebelumnya. Sikap tidak putus asa dan tidak gampang menyerah dari para penyuluh, secara perlahan membuahkan hasil. Untuk menarik minat peserta, pihak manejemen SBK sejak awal memutuskan pelatihan diselenggarakan secara cuma-cuma, konsumsi dan tempat tinggal ditanggung serta pada akhir masa pelatihan dibagikan bibit unggul siap tanam kepada masing-masing peserta.

[caption id="attachment_414123" align="aligncenter" width="585" caption="Mas Tri Eko Setiyo, Sarjana Pertanian lulusan UMM Malang, ahli karet terdidik sedang memberikan materi pelatihan cara meng-okulasi bibit karet yang baik | dok. pri"]

14304636061643491383

[/caption]

[caption id="attachment_414124" align="aligncenter" width="585" caption="Tidak cukup hanya siang hari, peserta yang begitu antusias setelah mengetahui tinggi hasil dari penggunaan bibit unggul meminta pelatihan dilanjutkan pada malam hari dibalai penyuluhan, khususnya cara meng-okulasi bibit dan kedua instruktur dengan senang hati memenuhi keinginan peserta, padahal pelatihan masih menyisakan beberapa hari | dok. pri"]

1430463888639010222

[/caption]

Selain itu, para petani karet mendapatkan bimbingan langsung dari para penyuluh bagaiman cara menanam karet yang benar, melakukan pemeliharaan karet (penyiangan dan pemupukan), melakukan tambal sulam tanaman yang mati, membantu menyediakan bibit unggul untuk lahan perkebunan yang baru bahkan turut serta dengan petani karet menanam bibit karet dilahan-lahan yang baru dibuka.

[caption id="attachment_414125" align="aligncenter" width="585" caption="Peserta latihan sedang melakukan ujicoba kemahiran di kebun entres setelah mendapatkan pelatihan hari sebelumnya | dok. pri"]

1430464247326639341

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline