[caption id="attachment_407258" align="aligncenter" width="780" caption="Anang Hermansyah kepergok merokok diruang sidang | Kompas.com"][/caption]
Akun Twitter Fadjroel Rahman @fadjroel, mengunggah sebuah foto seorang lelaki berjas sedang merokok, duduk dimeja dan tangan kirinya menggenggam telepon pintar, diduga dalam foto tersebut anggota DPR RI yang sedang istirahat diruang sidang.
@Fajroel menulis di akun twitternya ""Sopan + penuh Etika anggota DPR ini, siapa yang merokok di ruangan rapat Komisi X DPR? #TebakNama". Tak butuh waktu lama, anggota dewan yang terhormat itu mengakui jika dalam foto tersebut adalah dirinya, pengakuan ini bisa dibaca diakun twitter sang anggota dewan.
Melalui akun twitter @ananghijau, Anang Hermasyah, si anggota dewa menulis. "Saya meminta maaf atas sikap saya merokok di dalam ruang sidang pada saat istirahat...dan ini pelajaran berharga dan saya tidak akan mengulang."
Sejatinya ini masalah kecil, terlalu sepele untuk dipermasalahkan, tetapi sebagai anggota dewan idealnya hal-hal seperti ini tidak terjadi. Apalagi Ketua DPR Setya Novanto dalam Rapat Paripurna tanggal 23 Maret 2015, telah mengingatkan, "Kita harus menerapkan ketertiban dan kedisiplinan di lembaga ini sebagaimana diatur dalam Peraturan DPR tentang Tata Tertib, misalnya berpakaian sopan, rapi, dan resmi serta tidak merokok dan tidak makan di ruang rapat," Apakah Anang lupa? Tidak mendengar atau malah tidak hadir dalam paripurna tersebut. Entahlah.
Saya juga perokok, bahkan mungkin lebih nyandu dari Bung Anang, tetapi sebelum merokok, terutama ditempat-tempat umum, pastikan dahulu bahwa tempat tersebut memang diperbolehkan untuk merokok. Pun demikian, kita hendaknya memperhatikan orang-orang yang berada disekeliling kita, jika mayoritas mereka tidak merokok, haruskah kita menjadi mahluk egois untuk tetap merokok? atau jika ada ibu hamil, ada anak-anak, apakah kita juga tetap nekat merokok?
Sebagai orang yang lebih tua, yang katanya sudah lebih banyak makan asam garam, bahkan sudah lebih banyak makan asap, tidak ada salahnya kita mengalah, carilah tempat-tempat yang memang disediakan untuk itu.
Kejadian ini menunjukan kepada kita, hal-hal sederhana seperti inipun anggota dewan tidak sanggup untuk mematuhinya, memang yang berbuat dan ketahuan cuma Anang sendiri, tapi dampaknya untuk semua anggota DPR. Dalam kondisi anggota DPR yang sudah babak belur, penuh dengan kasus dan rendahnya (kalau tidak mau disebutkan hilangnya) kepercayaan masyarakat, mereka para anggota dewan yang terhormat idealnya tahu diri. Pandai dan cerdik (boleh juga licik) menempatkan diri sebagai anggota dewan yang (masihkah?) terhormat.
Sumber Bacaaan :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H