Lihat ke Halaman Asli

Teror di Desa Malam (Part 1)

Diperbarui: 9 Juli 2024   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mysterious Night Silhouette (stockcake)

Prolog

Di tengah hamparan hijau pegunungan Jawa Tengah, tersembunyi sebuah desa bernama Desa Malam. Desa ini terkenal karena keindahan alam dan kedamaian yang melingkupi setiap sudutnya. Namun, di balik ketenangan itu, tersimpan rahasia-rahasia menyeramkan yang hanya diceritakan pada malam hari. Setiap orang tua di desa selalu memperingatkan anak-anak mereka untuk tidak keluar rumah setelah maghrib, sebab makhluk gaib yang dikenal sebagai Wewe Gombel sering muncul untuk menakut-nakuti.

Bab 1: Kedatangan Kembali

Dito adalah seorang pemuda yang baru saja kembali ke Desa Malam setelah bertahun-tahun merantau ke kota untuk bekerja. Ia kembali ke desa untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya dan mencari kedamaian yang tidak pernah ia dapatkan di kota. Kembali ke rumah keluarganya, Dito merasa seolah kembali ke masa kecil, namun ada sesuatu yang berbeda. Setiap malam, ia mendengar cerita-cerita menyeramkan tentang Wewe Gombel yang sering muncul di hutan bambu dekat desa.

Malam itu, saat bulan purnama menggantung di langit, Dito memutuskan untuk mengabaikan peringatan yang diberikan oleh orang-orang tua di desa. Penasaran dengan kebenaran di balik cerita-cerita itu, ia memutuskan untuk pergi ke hutan bambu yang terkenal angker.

Bab 2: Perjalanan Malam

Dengan berbekal senter dan doa dari ibunya, Dito menyusuri jalan setapak menuju hutan bambu. Udara malam itu terasa dingin, dan angin berdesir di antara pohon-pohon bambu yang tinggi menjulang. Suara binatang malam dan daun kering yang terinjak menambah kesan mencekam. Saat memasuki hutan, Dito merasa ada yang mengikutinya. Ketika ia menoleh, tidak ada apa-apa, hanya bayangan pohon yang bergerak karena angin.

Ketika ia sedang asyik melangkah, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mengikuti di belakangnya. Dito berhenti, tetapi suara itu terus berlanjut. Ia menoleh, namun tidak ada siapa-siapa. Hanya pohon-pohon bambu yang bergoyang diterpa angin.

"Siapa di sana?" teriak Dito dengan suara bergetar.

Tidak ada jawaban. Dito merasa bulu kuduknya meremang. Ia mempercepat langkahnya, berharap bisa segera keluar dari hutan bambu itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline