Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Segera Mengganti V-Belt Sepeda Motor

Diperbarui: 27 Februari 2018   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi v-belt: www.mpm-motor.co.id)

Berbicara tentang perawatan sepeda motor tentu tak luput dari penggantian sparepart. Kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman saya dalam penggantian drive belt atau kita akrab memanggilnya v-belt. V-belt biasanya digunakan untuk sepeda motor berjenis matic.

Adapun fungsi dari v- belt itu sendiri adalah untuk meneruskan putaran mesin ke roda belakang sehingga sepeda motor dapat melaju. Fungsi v-belt ini sama dengan drive chain (rantai) pada sepeda motor berjenis sport dan berjenis cub (bebek).

Mengingat v-belt ini fungsinya cukup pital sehingga dianjurkan untuk melakukan penggantian secara berkala. Biasanya penggantian v-belt dilakukan ketika sepeda motor sudah berjalan mencapai 24.000 kilometer. Disetiap 24.000 kilometer inilah v-belt harus diganti.

Sudah berapakah jumlah kilometer sepeda motor milik teman-teman semua? Apakah sudah 24000 KM, 48000 KM, 72000 KM atau sudah dimulai dari angka nol lagi? Ayo... coba ditengok lagi angka kilometernya.

Dulu saya sendiri pernah abai dalam penggantian sparepart yang satu ini ketika sudah tiba waktu penggantiannya. Alasan yang pertama, sepeda motor masih bisa melaju dan alasan yang kedua, nanti saja lah kalau sudah rusak. Sungguh ini benar-benar alasan bodoh yang pernah saya miliki.

Tekadang kalau diingat-ingat kembali, saya tidak habis pikir kenapa musti menunggu rusak. Bukankah ketika rusak biaya perbaikan menjadi semakin bengkak. Misalnya v-belt yang rusak. Saya menafsirkan kata rusak yaitu kondisi v-belt putus.

(Ilustrasi v-belt putus: www.pinterest.com)

Satu tahun yang lalu saya mengalami v-belt putus. Saat itu sepeda motor sedang berjalan, tiba-tiba sepeda motor saya tidak bisa melaju kembali ketika ditarik handle gasnya. Hal yang paling mengejutkan lagi sewaktu bagian CVT (Continuos Variable Transmision) dibongkar.

Mak tratap... Saya terkejut melihatnya. Yang saya alami, selain drive belt itu putus ada komponen yang beranama face comp (mangkuk roller) jadi berbaret atau lecet akibat v-belt yang melilit di face comp. Ditambah lagi bagian dalam face comp atau tempat meluncurnya roller pun ikut haus karena roller yang sudah berbentuk agak kotak akibat lewat dari usia pemakaian.

(Ilustrasi face comp dan roller rusak: www.cicakkreatip.com)

Kalau sudah begini, dampaknya selain harus mengganti v-belt satu set dengan roller tentu saja saya harus merogoh kantong lebih dalam lagi untuk mengganti face comp yang rusak itu. Dampak yang lebih terasa adalah pada performa sepeda motor itu sendiri ketika berakselerasi. Tentunya akselerasi tidak akan berjalan mulus.

Pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Memang benar adanya dari apa yang saya alami ini saya jadi belajar untuk tidak menunda-nunda dalam penggantian sparepart yang semestinya harus diganti. Baik itu v-belt ataupun sparepart yang lainnya.

Semoga pengalman saya ini bisa menjadi pelajaran juga untuk teman-teman semua agar tidak menunda penggantian spare part yang sudah semestinya diganti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline