Belum genap satu bulan saya masih teringat sebuah acara yang terlaksana dibulan Ramadan. Berbuka puasa bersama pada umumnya direncanakan ketika masuk hari ke 10 Ramadan atau selepas minggu pertama. Melalui grup WhatsApp kami merencanakan buka puasa bersama dari jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadan tiba. Sangat sulit menentukan hari yang cocok karena kami sudah mempunyai kesibukan masing-masing. Allhamdulillah saya bersyukur dihari minggu tanggal 18 Juni atau tanggal 23 Ramadan, kami memadu janji untuk berjumpa dalam acara buka puasa bersama yang digelar disalah satu kediaman teman kami sewaktu berorganisasi di Osis SMK masa bakti 08/09. Dibalik semua ini yang pasti ada satu orang teman kami yang sangat hebat, sangat berperan dengan susah payah untuk menyatukan kebersamaan ini. Sunguh luar biasa usahanya.
Ramadan kini telah berlalu. Idulfitri pun semakin hari semakin beranjak pergi. Sungguh, saya pribadi benar-benar merindukan kebersamaan seperti ini. Saya merasa kami semua hanya bisa seperti ini setahun sekali. Itupun tidak lengkap semua bisa hadir. Tahun ini kami hanya bisa berjumpa di acara buka bersama. Tahun lalu pun demikian. Tahun ini tanpa ada moment halalbihalal. Tahun lalu pun moment halalbihalal terlewatkan. Lalu kemana kami semua ketika hari lebaran?
Alih-alih ingin memanfaatkan moment ini menjadi ajang kumpul bersama, waktu kami malah tersita pulang ke kampung halaman masing-masing dan kembali ke kota pada akhir pekan dipenghujung libur lebaran. Kami memang bukan anak sekolahan lagi yang mempunyai banyak waktu. Kini kami sudah menemukan jati diri masing-masing dan menghabiskan waktu dengan kesibukan masing-masing pula. Pekerjaan, hobi, rumah tangga, keluarga masing-masing. Saya menyadari semua memang ada masanya.
Bertemu dengan teman yang baru memang menyenangkan, tapi bukan berarti kami saling melupakan teman lama. Hubungan pertemanan ini sangatlah baik. Buktinya kami bisa berjalan selama ini, hampir sembilan tahun. Padahal rasanya baru saja kita berkenalan kemarin, baru saja kami lulus sekolah kemarin. Jadi pertemanan ini bukan hanya sekedar teman, sekedar kenal, bukan juga teman yang datang dan pergi begitu saja. Perlu diketahui, diwaktu lain secara pribadi kami saling take and give, saling tolong-menolong dalam segala hal.
Di mata saya mereka adalah teman-teman yang sangat hebat. Ada yang sudah sukses menempuh hidup baru dan memiliki momongan. Ada yang kehidupannya sudah sejahtera, mempunyai rumah dengan fasilitas mobil. Profesinya pun hebat-hebat, ada yang menjadi seorang guru, menjadi PNS di kecamatan, ada yang menjadi asisten apoteker di salah satu rumah sakit di Bekasi, ada juga yang menjadi pegawai dinas perhubungan. Ada pegawai Bank, ada seorang sarjana teknik yang bakal jadi ahli teknik, sampai ada yang menjabat sebagai manager marketing salah satu brand fashion terkenal di dunia.
Lalu saya? Yang pasti bukan apa-apa. Kalian bisa melihat sendiri diri saya yang bertubuh kecil itu, yang biasa terhimpit bagai sendal jepit. Melihat mereka semua, saya merasa jadi remah-remah indomie yang tak sempat di masak. Ada satu hal yang perlu diingat, setiap super hero punya kekuatannya masing-masing. Dan yang pasti selalu bangga bisa berteman dengan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H