Kemarin baca berita tentang Ahdi M Massardi. Bukan berita politik seperti biasanya, tapi soal debt collector yang diutus BCA Finance. Adhi ngaku dicegat di tengah jalan oleh prenam penagih utang. Dia dipaksa bayar cicilan utangnya yang nunggak dua bulan. Tak hanya itu dia juga diharuskan membayar di luar utangnya (beritanya).
Bagi yang belum tau Adhi M Massardi, bisa baca profilnya di sini. Tapi kompasianer, utamanya yang sering komentar dan nulis politik, pasti tau dia. Ya, dia lebih dikenal sebagai juru bicara mantan presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Sebenarnya Adhi bukan cuma juru bicara. Dia juga wartawan, penulis, dan dan kini dia dikenal sebagai aktivis politik. Bersama Rizal Ramlie dan teman-temannya yang lain dia mendirikan Gerakan Indonesia Bersih (GIB). Melalui LSM GIB Adhi sering mengeluarkan komentar kritis terhadap kinerja pemerintah, baik zaman SBY maupun Jokowi sekarang.
Uraian ringkas tentang Adhi di atas bisa sedikit ngasih gambaran siapa dia. Orang terkenal punya integritas, kritis, sering muncul di media, dan pernah deket dengan Gus Dur, itu masih disatroni preman penagih utang.
Miris. Gimana dengan nasib orang lain, yang kurang terkenal dan ga kenal siapa-siapa? Pasti nasibnya lebih buruk lagi.
Dari kasus ini sudah seharusnya pihak yang punya kewenangan, yaitu BI dan OJK menindak finance yang dalam kerjanya pake preman. Bukan karena Adhi, tapi karena memang cara-cara premanisme itu ga sesuai lagi dengan zaman. Utang harus dibayar. Tapi nagih utang pake preman yang maksa-maksa di tengah jalan dan minta biaya tambahan, adalah kriminal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H