Lihat ke Halaman Asli

Walaupun Tanpa Anak

Diperbarui: 30 Maret 2023   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://mediaproxy.salon.com/width/1200/https://media.salon.com/2017/03/cut-out-child.jpg

WALAUPUN TANPA ANAK

https://bradymarka.files.wordpress.com/2020/12/120820-3.jpg

Lukas 1:5-7 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

Orang yang benar di hadapan Allah, tidak selalu mempunyai anak. Zakharia dan Elisabet hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat... TETAPI mereka tidak mempunyai anak. Mengapa? Sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Kisah lengkapnya ada tertulis dalam Injil Lukas 1:1-25. Sahabat dapat membaca dan mempelajarinya langsung dari Alkitab.

WALAUPUN Allah, pada saat itu, tidak memberikan anak kepada Zakaria... ia tetap melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Ia ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Ukupan/pedupaan biasa dikaitkan dengan sembahyang/doa (Lukas 1:10; Wahyu 8:3), dan "ukupan" ini bukanlah doa yang egois (bukan bagi diri sendiri), tapi dikhususkan untuk Tuhan (Keluaran 30:37).

WALAUPUN tidak ada jaminan bahwa Allah akan memberikan anak kepada Zakaria... faktanya ia tetap berdoa supaya isterinya melahirkan anak! Tentu doanya bukan saat ia membakar ukupan. Kata Yunani "doamu" adalah DEHESIS, memberi makna bahwa Zakaria berdoa dengan sungguh-sungguh supaya Allah membuka kandungan isterinya (memohon dengan sangat, tapi tetap rendah hati). Kata DEHESIS menunjukkan bahwa doa Zakaria dialamatkan khusus/hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain.

WALAUPUN sudah berdoa kepada Allah, Zakaria tidak lupa pada bagiannya, ia tetap bercumbu dengan isterinya. Saat merenungkan bagian firman ini, Allah mengingatkan frasa Ora et labora, berdoa dan bekerja/berusaha. Lakukan apa yang kita memang perlu kita lakukan, percayakan pada Allah bagian yang kita tidak mampu lakukan. Ingat Abraham, yang tentu tetap melakukan bagiannya untuk berhubungan seksual dengan Sara, walaupun sudah menerima janji Allah.

                                                                                                                                                      

Allah menunjukkan kasih karunia-Nya kepada Zakaria, Elisabet melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak dikenal sebagai Yohanes Pembaptis. Allah yang sama, juga menyertai kita semua di zaman ini. Hiduplah benar di hadapan Allah, tetaplah beribadah dan melayani-Nya, walau tidak selalu Dia menjawab "ya" pada doa-doa umat-Nya... setialah melakukan bagian kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline