Lihat ke Halaman Asli

Menjawab Kemungkinan Kontradiksi dalam Taurat Musa Ulangan 24:16 dan Keluaran 34:7

Diperbarui: 5 Maret 2023   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons

Mengapa di Ulangan 24:16 anak jangan dihukum mati karena ayahnya, tetapi di Keluaran 34:7 Tuhan menghukum anak karena kesalahan bapanya sampai keturunan keempat?

Jawab:
Terima kasih, Sahabat Alkitab, telah membaca dua dari antara lima kitab dalam Taurat Musa di Alkitab. Kita akan membahas kitab yang lebih awal ditulis, yaitu Kitab Keluaran, khususnya pasal 34 tersebut.

Latar belakang ayat Keluaran 34 adalah saat TUHAN memerintahkan Musa menuliskan Kesepuluh Firman pada dua loh batu yang baru. Dalam perjalanannya keluar dari perbudakan di Mesir dan menuju ke Tanah Perjanjian, orang Israel membuat berhala anak lembu emas dan menyembahnya (Keluaran 32). Musa marah dan memecahkan dua loh batu yang pertama. Musa membuat dua loh batu yang baru dan tinggal bersama TUHAN selama empat puluh hari dan empat puluh malam di atas Gunung Sinai. Saat itulah firman tersebut diberikan Tuhan kepada Musa, dengan kutipan sebagai berikut:

Keluaran 34:7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."

Apa konsekuensi penyembahan berhala anak lembu emas yang dilakukan oleh orang Israel pada saat itu? Hukuman mati! TUHAN menghukum kira-kira 3.000 dengan hukuman mati (Keluaran 32:27-28). Siapakah yang dihukum? Orang-orang Israel yang menyembah berhala anak lembu emas. Anak-anaknya dan cucu-cucunya mungkin tidak mengalami kematian, namun mereka mengalami akibat negatif dari dosa penyembahan berhala orang tuanya tersebut.

Sebagai contoh:
Seorang bapak ditangkap dan dimasukkan ke penjara karena kejahatan perampokan disertai pembunuhan. Maka secara otomatis, anak-anaknya serta cucu-cucunya mengalami akibat (konsekuensi) dari dosa bapak tersebut. Mereka tidak ikut dimasukkan ke dalam penjara, namun tetap mengalami berbagai beban dalam kehidupan sehari-harinya. Secara ekonomi, mereka harus bekerja dan lebih sulit mendapatkan pekerjaan karena statusnya sebagai anak penjahat. Secara mental, mereka sangat mungkin tertekan dan di-"bully" oleh orang-orang di sekitarnya. Berapa banyak orang yang mau menikah dengan anak penjahat? Banyak hal buruk lainnya mereka alami karena menanggung kesalahan bapak tersebut.

Dosa penyembahan berhala adalah kejahatan yang dilakukan secara turun-menurun. Artinya, dosa yang dilakukan orangtua, sangat mungkin dilakukan juga oleh anak-anaknya dan cucu-cucunya. Itulah sebabnya dituliskan bahwa TUHAN membalaskan kesalahan orangtua sampai keturunan yang keempat. Tetapi, pada prinsipnya, setiap orang mati karena dosanya sendiri, seperti yang akan dibahas di ayat selanjutnya dalam kitab Ulangan.

Latar belakang ayat Ulangan 24 adalah Musa menjabarkan tentang berbagai hukum perdata dan sosial dalam perjanjian antara orang Israel dengan TUHAN. Kutipan lengkap ayat tersebut adalah sebagai berikut:

Ulangan 24:16 Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.

Pada prinsipnya, setiap orang hanya boleh dihukum mati karena kejahatan (dosa) yang dilakukannya sendiri. Kalau anak-anak yang melanggar ketetapan TUHAN, mereka yang dihukum. Kalau orangtua yang berbuat dosa, mereka mati karena dosa mereka sendiri. Jelas bahwa TUHAN adalah Allah yang adil. Tidak ada kontradiksi dalam kedua ayat yang kita bahas di atas. Semoga penjelasan ini bermanfaat.

------------

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline