Pilihanku itu KAMU
Bulir bening di pelupuk matamu
Menghibakan hati nan lama merindu
Maaf, ku harus memilih
Di mitsaqon ghaliza itu
Tabir yang dulu telah kututup
Kini merebak kembali
Perlahan kurasakan
Bias cintamu kembali menghiasi pelupuk mataku
Ku ingin kelak kau memang menjadi milikku
Dipilihkan-Nya menjadi belahan jiwaku
Kaulah warna hidupku
Tanpamu, duniaku tak berpijar
Kembalilah, jemputlah aku sebagai bidadari hatimu :’(
(Diary Moza utk seseorang yg dicintainya)
:: Bagian Episode lain di penggalan novel #PelangiHatiku
Assalamu’alaikum….wr wb!!!
Istriku sayang,
Terima kasih karena kau telah memilihku dari sekian banyak ikhwan yang ada. Padahal aku hanyalah seorang lelaki biasa yang tak miliki harta pun tahta untuk kau banggakan. Terima kasih atas semua penerimaanmu dan pengertianmu.
Istriku yang kucintai karena Allah…
Begitu santunnya dirimu, diawal kau memintaku untuk menerangkan semua hal yang membuatku tak ridho padamu. Kau minta aku jelaskan apa yang menyenangkanku, sungguh tiada terbayangkan ku akan memiliki seseorang sepertimu.
Istriku yang manis….
Aku tak bisa berhenti tersenyum hingga detik ini melihat tingkahmu. Diawal kau telah nyatakan bahwa aku harus tetap tersenyum saat menemuimu bersikap kekanak-kanakan, suka ngambek, nggak sabaran, dan minta selalu diperhatikan. Kau nyatakan bahwa aku mau menuntunmu dan menjadi lisan Allah saat menasihatimu. Itu semua agar kau sepenuhnya mendapat perhatianku, aku tahu itu.
Istriku….
Lucunya dirimu, saat kondisimu lusuh kau memintaku untuk tak melihatmu. Ketahuilah istriku bukan karena fisik ku memilihmu, tapi karena kecintaan kita pada Allah. Tak jarang kau kutemui begitu lelah dan terlelap menungguiku pulang dari halqoh. Lalu kau dengan sigap terbangun saat mendengarku. Sekali lagi, terima kasih istriku. Terima kasih untuk semua perhatianmu selama ini.
Istriku yang kucintai karena-Nya…
Begitu indahnya perangaimu, saat kau berani memintaku untuk memukulmu saat kau alpa dari tugasmu melayaniku. Sungguh, aku tak sanggup memukulmu. Hanya mendekapmu yang membuatku merasa bahagia. Kau memintaku agar mengajak serta dirimu saat ku terjaga menghamba di sepertiga malam-Nya. Kau pinta ku tetap tegar digarda terdepan dalam menyambung estafet perjuangan Rasulullah. Semua itu, masih membekas di ingatanku…sangat lekat.
Istriku…..
Ingatkah kau kalimat ini ?
::: Terimalah ketaatanku dalam bingkai ketaatan pada titah Rabbku...karena cinta pada-Nya kita dipersatukan, dan karena kecintaan pula kita akan dipisahkan,,,InsyaAllah :::
Jika kalimat terakhir yang kau tuliskan kelak menjadi nyata di hadapan kita. Maka, ikhlaskanlah aku, istriku. Sungguh, kecintaan pada-Nya pula yang kelak akan mempertemukan kita kembali di jannah-Nya, InsyaAllah.
Istriku sayang…
Maafkan daku jika sejauh ini aku tak mampu membahagiakanmu dengan cintaku. Berusahalah wahai istriku mencintai karena Allah. Aku akan selalu menunggumu sampai kau bisa mencintaiku sepenuhnya, walau hadirku tak sesempurna sahabatku. Aku telah tertatih berusaha memberikan kebahagiaan untukmu. Dan ku akan berusaha menjadikanmu bidadari dunia dan akhirat untukku. Hanya cinta karena Allah inilah yang terus kusemai saat pertama kali memberanikan diri memintamu jadi istriku. Aku yakin, seiring waktu berjalan selama pernikahan kita atas landasan akidah dan tulus atas ibadah pada Allah, Allah yang akan menumbuhkan cinta diantara kita :’(
Istriku yang shalehah…
Kematian adalah ketetapan Allah yang tak satu pun manusia tahu kapan maut menghampirinya. Jika maut menjemputku, sementara belum usai tanggungjawabku membahagiakanmu, ikhlaskan aku istriku. Jangan bersedih dan selalu bawa aku dalam tiap sujud panjang shalat dan doamu. Sayang, jagalah izzahmu ketika ku telah tiada. Izzahmu hanya akan terjaga jika kau mencari penggantiku. Menikahlah dengan sahabatku, ku tahu kalian saling mencintai. Maaf aku telah merebutmu darinya. Jangan berlarut dalam sedih sayang, penuhilah permintaan terakhirku dengan menikah dengannya. Aku bahagia jika kau bersamanya.
Istriku yang manja….
Jangan menangis…jelek lho, aku tahu kau sangat ingin mengatakan “Mas, aku mencintaimu.” Iya, aku juga sangat mencintaimu, sayang. Tetaplah manja dan lucu ya. lanjutkan perjuangan kita, jadikan dakwah sebagai poros hidupmu, sayang.
Salam hangat :
Suamimu yang manis :D
Farid
.: Surat cinta tersebut adalah wasiat terakhir dr suami Moza yg selama ini tak pernah dicintai oleh Moza. Padahal begitu Farid sangat mencintainya. Sesal hanya tinggal sesal, kini Farid tiada lai disisi Moza SELAMANYA. Haru dan seolah Moza ingin teriakkan betapa ia ingin menyatakan "Aku mencintaimu Mas Farid" tapi terlambat sudah. Suaminya Farid hanya tinggal kenangan baginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H