Lihat ke Halaman Asli

Persahabatan Kepompong

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Persahabatan Kepompong

Persahabatan bagai kepompong /merubah ulat menjadi kupu-kupu//

Saat semuanya ada, saat itu pula kami bisa tersenyum. Kerinduan kami hanya jadi tetesan air hujan yang berhenti ketika semua orang mendoakan. Kami rindu akan harapan, kami juga rindu akan cita-cita. Tapi kenyataan kami hanya sebuah kerinduan, kesadaran juga sempat menyapa, tapi semua orang ingin berubah. Ya, semua orang ingin lebih baik. Ya…hanya balsemlah yang bisa menghangatkan. Saat tubuh pegal balsem bisa menyembukan. Saat sakit dia bisa menjadi obat itulah arti persahabatan.

Redi selalu tersenyum walaupun jadi inspirasi terindah dalam guyon kami. Sarta yang selalu menganalisa kami, tapi sesaat dia merenung, ketika kata-katanya berjalan dengan sendirinya. Merekalah manusia yang selalu tersenyum di tegah kericuhan kami. Memang, tak ada yang bisa menghilangkan segala permasalahan kecuali permasalahan itu sendiri. Suasana saat ini paling menyedihkan, karena bagi kami sangat sulit untuk menjumpai perenungan. He…ketika tulisan ini hadir, rasanya baru kemaren, kami saling mengenal dan tak terasa sudah dua tahunpertemuan yang kami ukir di atas bebatuan hidup.

He..memang, kalau hidup tanpa masalah berarti hidupnya bermasalah. Kami hanya ingin mengajak pada semua pembaca yang ingin peduli pada realitas, bahwa tidak bisa dipungkiri angan-angan selalu muncul di benak. Sederhananya, saat duduk di bangku sekolah dasar ingin rasanya cepat-cepat mengalami masa SMP, ketika masa SMP sudah dilalui hasrat pun datang ingin melanjutkan ke SMA. Angan-angan selalu berkata “jika ingin gampang dalam bekerja maka Kuliahlah”.

Tapi berapa banyak kebaikan yang sudah kita perbuat? Sejauh mana kita bermanfaat untuk orang lain? Kiranya semua itu akan bisa dijawab bila kita melakukan segala hal dengan cara prilaku kita yang sederhana kepada orang lain. Kami juga tidak bisa mengalami canda tawa selamanya, kadangkala keraguan sempat bertemu dalam pikiran kami. Kalau merujuk pada filsafat cinta, mungkin kami tergolong dalam cinta agepe di mana kepemilikan cinta ini hanya dirasakan sesama teman.

Makanya wajar, saat kiriman telat Redi selalu memberi sesuap nasi untuk bisa pulih kembali. Begitu juga Sarta yang tak ragu ketika menolong kami. He..aku hanya bisa merasakan ketika celotehan tak lagi datang, aku hanya menyayangkan canda tawa hilang hanya karena seseorang yang menghalagni keakraban kami. Keheningan ini tak dapat dilukiskan hanya dengan tulisan. Senyum kalian tak dapat dibayar dengan jumlah uang. Marah kalian juga tak dapat ditebus dengan amarah kembali. Teman, aku dan kalian adalah satu rasa; rasa akan kasih sayang, rasa akan kepedulian, dan rasa akan tanggung jawab.

Hidup adalah kebebasan selama kita tidak mengabaikan norma-norma yang ada. Indahnya persahabatan sejatinya bermula dari kepompong menjadi kupu-kupu indah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline