Lihat ke Halaman Asli

A. Al Kairana Mazaya. A

Mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya

Gap Year Tidak Semenakutkan Itu!

Diperbarui: 2 November 2022   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegagalan adalah ketidakmampuan diri seseorang untuk mencapai target yang diinginkan. Kegagalan menghampiri individu tanpa memandang umur, contohnya di lingkungan pendidikan. Masih banyak di sekitar kita lulusan anak SMA yang tidak lolos seleksi perguruan tinggi sehingga mengharuskan mereka untuk gap-year karena beberapa alasan seperti status ekonomi keluarga tidak stabil, tidak mendapatkan restu orangtua, ingin menambah soft skill,bahkan tidak sedikit demi kesehatan mental yang stabil, dan lain-lain. Tidak jarang seseorang malu dan insecure dengan predikat yang disematkan oleh masyarakat berujung membuat keputusan diluar kehendak. Gap year sendiri adalah istilah yang dikemukakan untuk menggambarkan keputusan seseorang untuk menunda masa kuliahnya, sebagai bentuk persiapan menghadapi seleksi pada periode selanjutnya.

Gap year mengajari bagaimana menerima dan berusaha bangkit dari kegagalan. Lantas bagaimana cara meyakinkan para pejuang gap year jika gap year tidak semengerikan seperti stigma yang beredar luas di masyarakat? Berikut adalah beberapa cara untuk meyakinkan para pejuang gap year, antara lain:


 1. Memberikan Motivasi

Seseorang yang mengalami kegagalan perlu diberikan dorongan semangat agar dapat melanjutkan hidupnya tanpa rasa sakit. Motivasi penting bagi manusia karena manusia membutuhkan motivasi agar tetap mampu berjalankan menjalan kehidupan. Motivasi bisa datang darimana saja, mulai dari orang-orang disekitar mereka, keluarga, ataupun penyanyi kesukaannya.


2. Tidak Mencibir

Hingga saat ini gap year masih dipandang negatif oleh sebagian masyarakat, sehingga tidak jarang para anak-anak gap year mendapat cemoohan atas kegagalan mereka. Hal ini yang dapat menurunkan kepercayaan diri, semangat dan motivasi anak-anak yang sedang mengalami gap year.


3. Menyarankan Hal-Hal Positif

Gap year memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang produktif dan bermanfaat, antara lain:


 1.) Ambil kerja part-time atau volunteer
Kata siapa lulusan SMA tidak bisa bekerja? Bisa kok! Dengan cara melakukan dropshipper, menjadi barista, dan lain-lain. Kalau ingin ikut aksi sosial yang bermanfaat untuk masyarakat, daftar sebagai volunteer juga oke banget loh. Bisa jalan-jalan ke pelosok Indonesia sambil membantu masyarakat yang membutuhkan.


2.) Belajar skill baru
Gap year dapat diisi dengan meningkatkan soft skill, seperti mendalami Bahasa Inggris, Microsoft excel atau desain grafis karena keahlian ini banyak dicari di dunia kerja.


3.) Menyalurkan hobi
Gap year merupakan waktu yang tepat untuk menyalurkan hobi, hal ini juga mampu meredam rasa stress yang dimiliki. Contohnya dengan memasak, menulis, bermusik, dan lain-lain. Selain itu, hobi juga dapat menjadi sumber penghasilan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline