Lihat ke Halaman Asli

Al Johan

TERVERIFIKASI

Penyuka jalan-jalan

Mengintip Rahasia Sukses Pasangan Pak Tjiptadinata - Ibu Roselina

Diperbarui: 5 September 2024   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Tjip bersama keluarga saat muda (Sumber gambar : Pak Tjiptadinata)

Tahun 2025 ini, usia pernikahan Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina genap 60 tahun. Perayaan pernikahan di usia ini biasanya dilambangkan dengan berlian yang menjadi simbol dari kekuatan dan cinta abadi satu sama lain.

Sebagai wujud rasa syukur dan bahagia, teman-teman Pak Tjip berinisiatif untuk menulis rahasia sukses kehidupan pasangan suami istri yang sekarang tinggal di Australia ini.

Pak Tjip dan Ibu Rose sendiri saat ini berusia lebih dari 81 tahun. Keduanya sama-sama lahir di Sumatera Barat, namun berbeda tempat. Pak Tjip lahir di Padang pada tanggal 21 Mei 1943, Ibu Rose lahir di Solok pada tanggal 18 Juli 1943.

Perjalanan kehidupan pasangan Pak Tjip dan Ibu Rose sangat berwarna.  Saat ini, pasangan ini bisa menikmati hidup di masa tua dalam keadaan bahagia dan berkecukupan. Walaupun jauh dari sebutan kaya, begitu tulis Pak Tjip dalam sebuah tulisan "Pernah Hidup Melarat?"

Untuk bisa sampai pada level kehidupan seperti sekarang ini, mereka mencapai dengan tidak mudah dan tiba-tiba.

Mereka berdua merintis semuanya dari nol. Di awal kehidupan berkeluarga, Pak Tjip pernah menjadi kuli di pabrik Karet di PT PIKANI yang lokasinya di desa Petumbak Deli Serdang sekitar 35 kilometres dari Medan. Tinggal di perumahan buruh dan harus antri untuk mandi dengan sesama kuli lainnya.

Pernah juga tinggal di pasar selama bertahun-tahun. Bersahabat dengan tikus, kecoa dan binatang merayap lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, dulu juga pernah berhutang untuk sekedar membeli nasi rames. Bahkan, untuk membeli obat anak, mereka pernah juga menjual cincin kawin.

Guru dalam Kehidupan

Di usia yang tidak muda lagi, Keduanya masih terlihat sehat dan bugar. Masih sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Di Australia sendiri maupun ke berbagai tempat lainnya, termasuk sesekali pulang kampung ke Indonesia.

Dalam dunia tulis menulis, terutama di Kompasiana, keduanya merupakan guru yang sangat produktif. Mereka sangat rajin menulis dalam blog keroyokan tersebut. Rasanya tidak ada kompasianer, sebutan untuk para penulis di Kompasiana, yang tidak mengenal kedua nama tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline