Lihat ke Halaman Asli

Al Johan

TERVERIFIKASI

Penyuka jalan-jalan

Geliat Industri Konveksi di Kampung Bulak Timur Depok

Diperbarui: 4 Desember 2018   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang Kampung Bulak Timur (Dokumen pribadi)

Saya sekeluarga pindah ke rumah yang saya tinggali sekarang di Cipayung Depok pada tahun 2006. Kebetulan lokasinya dekat dengan Bulak Timur, sebuah kampung yang terletak di pinggir jalan Raya Cipayung Jaya Depok.

Pada tahun tersebut, keadaan Bulak Timur masih sangat sepi. Jalan yang melewati kampung tersebut keadaannya sangat rusak, penuh dengan lobang disana-sini. Rumah-rumah penduduk juga masih kumuh. Beberapa rumah di pinggir jalan digunakan untuk menampung barang-barang bekas.

Saya tidak begitu berani keluar pada malam hari melewati jalan tersebut. Penerangannya sangat minim dan angka kejahatan cukup tinggi.

Kini, keadaannya sudah sangat berubah. Bulak Timur telah menjadi sebuah magnet ekonomi baru. Kampung ini telah menjadi pusat perdagangan konveksi terbesar di kota Depok. Namanya mulai banyak dikenal oleh para pebisnis konveksi dari seluruh Indonesia.

Rumah-rumah di sepanjang jalan kampung telah berubah menjadi pertokoan permanen dan cukup megah dengan jualan aneka ragam pakaian. Sementara di belakang deretan toko, rumah-rumah penduduk banyak digunakan sebagai bengkel kerja pembuatan aneka ragam jenis konveksi. 

Setiap hari Sabtu dan Minggu, jalanan di Bulak Timur selalu dipenuhi dengan kendaraan roda dua dan empat dari berbagai kota. Toko-toko yang ada diserbu para pembeli yang membeli pakaian untuk dipakai sendiri atau dijual kembali ke orang lain.

Puncaknya saat menjelang lebaran tiba. Kondisi di sekitar jalan tersebut dipastikan macet. Untuk jalan kaki pun biasanya akan susah.

Rintisan Awal

Rintisan awal industri konveksi di Bulak Timur sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Waktu itu sudah ada beberapa keluarga yang membuat pakaian dari bahan kain sisa pabrik. Bahan tersebut diambil dari pabrik konveksi yang ada di daerah Bogor, Tangerang dan Bandung.

Dulu memang banyak penduduk warga kampung yang menjadi buruh pabrik konveksi sehingga mereka bisa mendapatkan sisa bahan kain dengan harga murah.

Setelah krisis ekonomi pada tahun 1998, banyak warga yang bekerja di pabrik konveksi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Untuk mempertahankan hidup,  mereka mencoba membuat usaha koneksi kecil-kecilan di rumah mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline