Lihat ke Halaman Asli

Al Johan

TERVERIFIKASI

Penyuka jalan-jalan

"Kingdom of Butterfly" yang Kurang Mendapat Perhatian

Diperbarui: 25 Agustus 2016   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu Gerbang TN Babul sudah compang-camping (Foto pribadi)

Ketika googling mencari tempat wisata yang layak dikunjungi di sekitar Makassar, Taman Nasional Bantimurung-Bulusarung (TN Babul) atau populernya Taman Nasional Bantimurung termasuk salah satu kawasan yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi. Taman ini terletak di wilayah Kabupaton Maros dan Kabupaten Pangkajene, sekitar 40 Km dari Kota Makassar.Untuk menuju ke tempat tersebut, dari tempat menginap saya di kawasan Pantai Losari, saya harus naik angkutan umum (pete pete) jurusan ke Daya, setelah itu ganti pete pete ke jurusan Maros dan kemudian ganti lagi ke jurusan Bantimurung. Perjalanan dari Makassar ke Bantimurung memakan waktu sekitar 2 jam.

Taman nasional ini memiliki beberapa keistimewaan dan keunikan antara lain air terjun, karst, gua yang indah dan yang paling dikenal dan banyak ditawarkan adalah kupu-kupu. Taman seluas 43.750 hektar ini ditetapkan sebagai menjadi kawasan konservasi atau taman nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004. Saat ini TN Babul dikelola oleh Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung,

Secara umum, berbagai aneka wisata yang ditawarkan di kawasan Bantimurung cukup menarik. Ada air terjun yang selalu ramai dikunjungi orang. Air terjun ini menembus sungai Pattunuang yang jernih. Para pengunjung yang terdiri dari anak, remaja maupun orang dewasa bercampur baur di tempat tersebut. Mereka menggunakan ban dan bergandengan tangan meluncur dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

bantimurung2-57bd557182afbdaf391fb2c7.jpg

Ada pula gua dengan stalaktit dan stalagmit yang cukup menantang. Di kawasan ini terdapat dua goa, yaitu Goa Batu dan Goa Mimpi. Untuk bisa masuk ke dalam gua tersebut kita harus menggunakan lampu  penerang. Suasana di dalam gua cukup gelap. Jika kita datang sendirian, maka banyak pemandu yang siap mengantar kita memasuki gua tersebut.  

Perjalanan di dalam goa yang cukup menantang (Foto pribadi)

Selain air terjun dan gua, pegunungan karst yang mengelilingi TN Babul juga merupakan pemandangan yang sangat menarik. Pegunungan ini seperti menara-menara, ada yang berkelompok, ada juga yang berdiri sendiri. Di tempat ini juga tumbuh beraneka tanaman.

Kingdom of Butterfly

The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu) konon merupakan julukan ini diberikan oleh Alfred Russel Wallace untuk Bantimurung. Ilmuwan alam dari Inggris diberitakan ini sangat terpikat dengan Sulawesi. Dia sempat menjelajahinya wilayah tersebut pada tahun 1856, 1857, dan 1859. Dia begitu terpesona, sekaligus kebingungan, saat melihat banyaknya spesies endemis di Sulawesi yang tak ditemuinya di tempat lain.

Bantimurung, The Kingdom of Butterfly (Foto pribadi)

Di Bantimurung sendiri, sebenarnya Wallace hanya sempat singgah selama 4 hari. Saat itu dia menemukan 6 spesies kupu-kupu. Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.

Taman Nasional ini memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di kawasan ini, sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana.

Taman Kupu-Kupu yang Kurang Terawat

Nuansa Bantimurung sebagai taman kupu-kupu sudah terlihat dari gerbang TN Babul. Sebuah pintu gerbang yang di atasnya berbentuk kupu-kupu raksasa sudah terlihat dari jarak jauh. Sayang ketika dilihat dari jarak dekat, patung kupu-kupu tersebut sudah terlihat rusak disana-sini. Tulisan Taman Wisata Alam Bantimurung yang terpampang pada gerbang tersebut juga sudah dalam keadaan rusak dan tidak beraturan, pokoknya sudah tidak enak dilihat.

Dari pintu gerbang sampai ke loket TN Babul, jaraknya sekitar 1 KM. Ketika sampai di depan loket banyak kios yang menjual cinderamata khas Bantimurung, yaitu kupu-kupu yang diawetkan, dibuat gantungan kunci atau dibuatkan pigura kaca. Biasanya dalam satu pigura berisi 10 kupu-kupu.

Begitu masuk kawasan taman wisata, maka di sebelah kanan kita akan langsung melihat gerbang Butterfly Museum (Musium Kupu-Kupu). Masuk kawasan tersebut saya agak kecewa. Yang disebut museum hanya bangunan kecil yang kurang terawat. Di situ kita dapat melihat aneka koleksi kupu-kupu yang sudah diawetkan.

Koleksi di museum kupu-kupu (Foto pribadi)

Di sebelah musium, terdapat tempat penangkaran kupu-kupu. Saya juga agak kecewa melihatnya, karena dari beberapa tempat penangkaran, hanya satu tempat penangkaran yang diurus, tempat penangkaran lain yang letaknya berdekatan dibiarkan merana. Saat itu saya bertemu dengan petugas yang menjaga tempat tersebut masih berstatus sebagai petugas honorer. Sepertinya pihak pengelola memang tidak begitu peduli dengan pengelolaan TN Babul ini.

Tempat penangkaran kupu-kupu yang masih aktif (Foto pribadi)

Padahal sebenarnya kawasan ini punya potensi menjadi kawsan wisata tingkat dunia. Saya lihat banyak turis asing yang mengunjungi tempat tersebut. Seperti saya, mereka nampaknya juga agak kecewa dengan keadaan TN Babul yang sering disebut sebagai TheKingdom of Butterfly ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline