Lihat ke Halaman Asli

Al Johan

TERVERIFIKASI

Penyuka jalan-jalan

Case #1 Accenture

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12936969201516461580

Journey toward Excellence

[caption id="attachment_80883" align="alignleft" width="200" caption="MedcoEnergi (vibizdaily.com)"][/caption] Pada tanggal 22 April 2010, PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco) menerbitkan Laporan Tahunan 2009. Tema yang diambil adalah “Journey toward Excellence” (Perjalanan Menuju yang Terbaik). Tema ini mencerminkan sebuah tekadseluruh jajaran manajemen untuk menjadikan Medco menjadi sebuah perusahaan terbaik yang bergerak di sektor energi terpadu dengan fokus pada kegiatan usaha eksplorasi dan produksi minyak dan gas, ketenagalistrikan dan industri hilir.

Perusahaan yang berdiri pada tanggal 09 Juni 1980 ini semula bernama PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company, kemudian berubah menjadi PT Medco Energi Corporation sebelum melakukan IPO (initial public offering) pada tahun 1994 dan terakhir, pada tahun 2000 hingga sekarang, berubah menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk.

Perusahaan ini awalnya hanyalah sebuah kontraktor pemasangan pipa air dan instalasi listrik door to door yang dirintis oleh Arifin Panigoro. Ia kemudian merintis usaha proyek pemasangan pipa minyak dalam skala kecil-kecilan. Saat itu, proyek pemasangan pipa berdiameter besar hanya merupakan porsi perusahaan asing karena untuk menggarapnya memerlukan peralatan berat dan yang punya hanya perusahaan asing. Karena itu setiap Pertamina melakukan tenderuntuk pemasangan pipa besar, hampir dapat dipastikan perusahaan asing lah pemenangnya. Kondisi ini sangat menantang Arifin. Pada tahun 1981, setelah merasa punya pengalaman yang cukup di pipa kecil, Arifin memberanikan diri untuk mulai menggarap proyek pipanisasi berdiameter besar. Untuk mengatasi kendala peralatan berat, ia menggandeng perusahaan asing. Dealnya adalah jika satu proyek selesai, bagi hasilnya adalah peralatan berat milik asing tersebut dan mitra setuju dengan skema semacam ini. Selain menggandeng mitra asing, Arifin juga meminta dukungan dan proteksi dari pemerintah. Dan ini sejalan dengan program pemerintah yang sedang giat-giatnya mendorong tumbuhnya pengusaha lokal di bidang perminyakan. Pada tahun 1979-1980 ketika terjadi oil boom, Sekretariat Negara mengambil inisiatif untuk membangun kilang minyak. Saat itu, dalam pembangunan Kilang Cilacap, Medco ditempelkan dengan sebuah perusahaan asal Amerika Serikat dan hasilnya cukup memuaskan. Inilah titik awal Medco menjadi perusahaan besar. Kalau sebelumnya Medco selalu menggandeng mitra asing, maka mulai tahun 1990 Medco mulai belajar mandiri. Pada tahun itu untuk pertama kalinya Medco membeli sumur minyak di Tarakan, Kalimantan Timur, seharga 13 juta dollar AS. Ladang itu mampu berproduksi 4.000 barrel per hari (bph). Kemudian pada tahun 1995, Medco membeli lagi sumur minyak tertua PT Stanvac Indonesia milik ExxonMobil melalui sebuah tender dan namanya kemudian diubah menjadi Expan. Sampai saat ini total produksi yang dimiliki Medco mencapai 80.000 bph. Ini juga merupakan salah satu prestasi gemilang Medco. Dengan pembelian ini, PT Stanvac tidak lagi dikuasai asing, kini perusahaan minyak tertua di Indonesia tersebut sudah dimiliki sepenuhnya oleh Medco. Prestasi gemilang Medco terus berlanjut. Pada tahun 1994, Medco melakukan melakukanIPO. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2004, Medco mulai melebarkan sayapnya ke luar negeri. Ini terjadi setelah Medco mengambil alih Novus Petroleum, sebuah perusahaan minyak dan gas Australia, yang punya wilayah operasi yang tersebar mulai dari Australia, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Asia Selatan termasuk Indonesia. Kini perusahaan ini terus ini terus melebarkan sayapnya ke luar negeri, Singapura, AS, Thailand, Kamboja, Vietnam, Libia, Yaman, Oman dan Tunisia. Pada saat yang bersamaan Medco juga melakukan pengembangan bisnis di bidang gas dengan mengoperasikan kilang LPG untuk ladang gas Kaji/Semoga. Tidak hanya berhenti diexploration and production, Medco kemudian juga mulai menerjuni bisnis pembangkit listrik berbahan bakar gas, dan menjadikannya sebagai sebuah perusahaan energi dengan bidang usaha yang beragam. When Medco Met Accenture [caption id="attachment_80887" align="alignleft" width="270" caption="Accenture, High performance. Delivered"]

1293700788420786221

[/caption] Untuk menjadi perusahaan kelas dunia, Medco terus sibuk melakukan pembenahan dalam sistem, prosedur dan tata kelola perusahaan. Manajemen perusahaan mempunyai cita-cita di masa datang Medco tidak hanya mempunyai keunggulan di bidang teknologi pertambangan, tetapi juga di bidang pengembangan SDM, proses, teknologi informasi dan infrastruktur. Sangat beruntung Medco bisa bertemu dengan Accenture, sebuah perusahaan konsultan, teknologi dan outsourcing dunia yang wilayah operasinya berada di lebih dari 120 negara. 96 perusahaan yang termasuk dalam 100 perusahaan terbaik versi Fortune 100 adalah klien Accenture dan lebih dari tiga perempat dari 500 perusahaan terbaik versi Fortune 500 juga merupakan klien Accenture. Beberapa titik tekan rekomendasi dan inisiatif  Accenture dalam melakukan pengembangan bisnis dan revitalisasi organisasi Medco adalah di bidang  Integrated Program Management (IPM), Business Process Realignment dan Leadership Development Program. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan Medco dari perkenalannya dengan Accenture, di antaranya adalah Medco punya kesempatan untuk melakukan benchmarking pada berbagai perusahaan minyak tingkat dunia yang kebetulan juga menjadi klien dari Accenture, seperti BP, Shell, Pepco Holding dan Petrobas.  Hasilnya Medco dapat mengharmonisasikan kebaikan  nilai-nilai lokal dimana ia dilahirkan dan nilai-nilai global yang telah dipraktikkan oleh para raksasa dunia perminyakan tersebut. Medco yang semula merupakan perusahaan keluarga saat ini telah mentransformasikan dirinya menjadi perusahaan yang dikelola secara profesional. Semua kebijakan perusahaan betul-betul dijalankan semata-mata atas pertimbangan rasional bisnis, bukan merupakan kata putus dari seorang Arifin Panigoro, meskipun ia seorang pendiri perusahaan ini. Termasuk di dalamnya adalah dibentuknya Komite Investasi yang akan menilai setiap langkah investasinya. Dari hasil pembelajaran tersebut, Medco bisa tumbuh menjadi sebuah perusahaan yang berbasis efisiensi atau cost leadership. Ini merupakan salah satu senjata ampuh Medco untuk bersaing dengan para raksasa minyak di tingkat global.  Hasil survei membuktikan bahwa Medco selalu tercatat sebagai perusahaan yang biaya produksi per barelnya paling rendah. Selain lapangan Medco yang kebanyakan onshore sehingga lebih murah dari offshore, Medco juga lebih banyak menggunakan tenaga ahli lokal yang biayanya lebih murah daripada menggunakan tenaga ekspat. Di samping itu, Medco juga berhasil menerapkan pola manajemen baru dari functional based menjadi asset based organization. Dengan prinsip ini,  setiap aset diperlakukan seperti sebuah perusahaan yang memiliki manajer setingkat GM, sehingga  indikator kinerjanya dari masing-masing aset dapat langsung dilihat secara cepat dan akurat. Dengan penerapan asset based ini, kantor pusat hanya fokus pada hal-hal strategis seperti akuisisi, bujet, strategi, kemitraan, eksplorasi risiko dan sebagainya. Kantor pusat tidak lagi direpotkan dengan berbagai hal yang menyangkut keputusan yang harus diambil dengan cepat di lapangan, karena hal tersebut sudah menjadi kewenangan para manajer di area masing-masing. Salah satu konsekuensi dari implementasi asset based ini yaitu dibutuhkan kualifikasi para GM yang memiliki kemampuan yang lengkap (multiskill),  mulai dari urusan eksplorasi, rekayasa, keuangan, pengembangan, dan lain-lain, tentu saja juga kemampuan untuk mengambil keputusan.  Untuk pengembangan manajerial jaran pimpinan, Medco selalu memberikan fasilitas dan pelatihan agar tiap GM mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan cara ini Medco juga berhasil melahirkan banyak kader pimpinan yang telah teruji di lapangan sehingga suksesi kepemimpinan yang selama ini banyak menjadi masalah di perusahaan lain,  menjadi sesuatu yang alami di Medco.  Dalam rekruitmen calon kader pimpinan, Medco melakukan dengan sungguh-sungguh melalui asesment  centre sehingga  yang terpilih adalah kader-kader terbaik perusahaan.  Medco sudah melakukan asesmen ini untuk level di bawah direksi sehingga mengetahui siapa saja yang sudah siap mengganti siapa. [caption id="attachment_80807" align="aligncenter" width="387" caption="When Medco met Accenture"]

12936375292087563339

[/caption] Dengan pengembangan bisnis dan revitalisasi organisasi yang berkelanjutan, seluruh jajaran manajemen mempunyai keyakinan akan dapat mengantarkan Medco menjadi perusahaan terbaik di dunia di bidangnya dan menjadi salah satu aset yang dapat dibanggakan seluruh rakyat Indonesia. Semuanya tergambar pada visi, misi, tata nila dan strategi korporasi yang selalu dijadikan acuan oleh seluruh jajaran perusahaan dalam setiap langkah dan sepakterjangnya. Daftar bacaan : 1. www.accenture.com 2. www.medcoenergi.com 3. www.swa.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline