oyargentopaintingaday.blogspot.com
Tak ada satu kalimat yang bisa ku tuliskan, jangankan kalimat satu kata pun tak ada
hanya bisa berteriak dalam kesunyian sehingga kehampaan menjadi satu,entah apa lagi yang ku harus perbuat
Semuanya terasa jauh, tak sanggup ku menggapainya lagi, tak mampu lagi ku meraihnya
Apa semunya hanya ilusi dan bayangan semu, tidak… semenit lalu kau begitu dekat kau disampingku
Kau sudah berada dalam genggaman ku , kau sudah ada dalam benak ini tinggal tunggu waktu
Tetapi dalam sekejap kau pergi loncat dari sudut ruang benak ini, entah kemana kau pergi
Aku hanya bisa diam membisu, tak banyak yang bisa ku lakukan hanya diam mematung
Ku paksa jari ini tuk bekerja tuk bisa ungkapkan kata yang hati ucapkan
Sungguh tak ada yang bisa ku lakukan lagi, tak ada… mengejapun aku tak sanggup
Ku coba mencari dimanakah dia,dia yang pernah menjadi miliku, dia yang ada dalam diriku
Aku pernah memilikinya, tetapi saat ini entah kemana dia menghilang, kawan tau kah kemana dia?
Tangis hati terdengar, ketidak mampuan ku alami, ku coba tata satu demi satu huruf yang tersisa
Huruf yang masih bisa hati lihat dan baca, dan terus, terus mengeja huruf yang semakin bias
Mata hati ku buka lebar – lebar, ku harap dia tak lolos dari penglihatan ku
Apalah daya Mata ini tak sanggup lagi untuk melihat, tersisalah hanya mata hati yang sedikit demi sedikit kabur
Oh kawan haruskah aku menyerah, sungguh aku tak sanggup menghadapi terjangan ombak kebuntuan ini
Ombak yang menghempas dan mengkaramkanasa ku
Benarkah sudah cukup untuk diahiri, tidak aku tidak memginginkannya berahir
Biarlah ombak itu menerjang dan menghempas semua asa ku
Dan Ku pastikan siap untuk membangun dan menyusunnya kembali dari awal
Demi sebuah ending yang harus ku tuliskan dan kuceritakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H