Lihat ke Halaman Asli

Cegah Bahaya Banjir, Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Melakukan Pembuatan Kampung Biopori (Lubang Resapan) di Desa Mulyoagung

Diperbarui: 31 Juli 2024   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi bersama setelah penyelesaian program kerja kampung biopori/dokpri

Jumlah penduduk yang semakin hari kian bertambah dan daerah pemukiman yang semakin meluas membuat daerah resapan air berkurang. Hal ini juga terjadi di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau, khususnya pada Jalan Wijaya Kusuma gang 7, Dusun Sengkaling. Ketika mulai memasuki musim hujan, selalu terjadi banjir dikarenakan area resapan air yang minim. Berkurangnya area resapan air di Desa Mulyoagung ini terjadi karena alih fungsi lahan terbuka hijau menjadi pemukiman, infrastruktur, kafe, dan juga tempat wisata. 

Mengetahui permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang dibimbing oleh Dr. Noer Rahmi Ardiarini, S.P., M.Si. memberikan solusi yang inovatif dan efektif berupa pembuatan kampung biopori yang berlokasi di Jalan Wijaya Kusuma gang 7, Dusun Sengkaling, Desa Mulyoagung. 

Kampung biopori sendiri maksudnya adalah kampung yang menerapkan teknologi lubang biopori. Biopori merupakan lubang-lubang yang dibuat di dalam tanah untuk meningkatkan daya serap air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi genangan air di permukaan dan mencegah banjir.

 Pembuatan kampung biopori ini berlangsung selama 3 minggu, dimulai dari perizinan kepada pihak desa, pembuatan konsep, persiapan alat dan bahan, penggalian lubang, pemasangan pipa biopori, dan penutupan dengan semen. Lubang biopori yang dihasilkan berjumlah 37 lubang dengan kedalaman 80 cm yang diletakkan di sisi kanan dan kiri jalan dengan jarak antar lubang sebesar 2 meter.

Penggalian Lubang Biopori/dokpri

Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan disambut dengan baik oleh kepala dusun. "Daerah ujung Jalan Wijaya Kusuma itu seringkali ada air yang menggenang, dan pembuatan lubang biopori di daerah tersebut diharapkan dapat mengurangi genangan tersebut sehingga tidak terjadi banjir," ujar Bapak Wawan selaku Kepala Dusun Sengkaling.

Setelah pembuatan kampung biopori berhasil diselesaikan, para mahasiswa KKN melakukan uji coba fungsi lubang biopori dengan menuangkan air di atasnya, dan didapatkan bahwa lubang biopori dapat berfungsi dengan baik. 

Mahasiswa KKN berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi Desa Mulyoagung, khususnya dalam rangka mengurangi bahaya banjir. Selain itu, diharapkan Desa Mulyoagung yang sudah menerapkan kampung biopori dapat menjadi contoh bagi desa lainnya yang menghadapi permasalahan yang sama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline