Indonesia dipilih menjadi tuan rumah Asian Games 2018 pada tahun 2014 lalu oleh Dewan Olimpiade Asia (OCA). Asian Games yang akan dimulai 18 Agustus nanti merupakan perhelatan kedua yang dilaksanakan di Indonesia setelah tahun 1962. Awalnya Vietnam yang terpilih menjadi tuan rumah Asian Games 2018, tetapi Vietnam tidak siap dalam hal keuangan sehingga berdampak juga pada insfratruktur, maka Vietnam memutuskan untuk mundur.
Dari beberapa kota yang ada di Indonesia, OCA memilih kota Jakarta sebagai tuan rumah dan kota Palembang sebagai pendukung. Pemilihan Jakarta dan Palembang ini salah satunya didasari oleh ketersediaan infrastruktur.
Pasalnya, Jakarta telah memiliki beberapa infrastruktur yang telah tersedia. Seperti sarana olahraga, transportasi yang memadai, tempat penginapan, dan banyak lainnya. Tersedianya infrastruktur tersebut dapat menekan dana yang keluar untuk perhelatan akbar ini.
Salah satunya penyediaan gedung olahraga berskala internasional, Gelora Bung Karno (GBK). GBK ini dibuat sejak Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962 dan sampai sekarang masih dapat berfungsi walau sebelumnya telah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi terakhir yang dilakukan oleh pemerintah yaitu demi mendukung keberlangsungan Asian Games nanti.
Sekarang GBK sudah selesai tahap renovasi dan sudah siap untuk digunakan. Meski begitu, ternyata banyak infrastruktur yang kurang dan harus ditambah. Kini sudah memasuki hari ke 19 menuju Asian Games 2018, pemerintah hampir rampung menyelesaikan semua infrastruktur yang kurang.
Infrastruktur yang telah rampung dibangun adalah Jakarta International Veldrome, Jakarta Internatonal Equestrian Park, wisma atlet, lapangan bisbol, stadion BMX, dan LRT. Sedangkan infrastruktur yang segera rampung adalah pembangunan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin dan penghilangan bau di sungai dekat wisma atlet.
Seluruh masyarakat tentunya berharap semua infrastruktur yang belum rampung akan selesai sebelum pegelaran Asian Games 2018. Tak hanya bangunan, ternyata pemerintah juga menekankan pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Pemerintah tidak main-main dalam penyediaan TIK di Asian Games 2018. Akses telekomunikasi dan internet merupakan proyek terbesar dan paling kompleks di Asian Games kali ini. Pada saat pembukaan Asian Games, semua orang yang berada di dalam GBK akan dimanjakan dengan koneksi internet yang super cepat dan gratis Hal ini bertujuan agar pengunjung tidak ketinggalan untuk update di sosial media mengenai kegiatan yang berlangsung di pembukaan Asian Games 2018.
Seperti dikutip dalam Tribunnews.com, Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Rudiantara, menyatakan bahwa akan tersedia sebanyak 947 akses titik WiFi highdens di GBK dan Jakabaring. "Akses WiFi highdens sampai 100GB itu akan bisa melayani total 80 ribu sampai 90 ribu pengguna secara bersamaan. Ini yang akan kita siapkan untuk acara pembukaan Asian Games nanti," ungkapnya.
Berbicara mengenai pembukaan Asian Games 2018, ternyata di dalam GBK telah dibangun panggung mewah untuk pembukaan Asian Games. Panggung dengan ukuran panjang 120 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 26 meter ini dibangun secara manual oleh pengrajin asal Jakarta dan Bandung. Di atas panggung akan ditampilkan penampakan pegunungan yang menjulang tinggi dan dilengkapi tumbuhan cantik khas Indonesia. Panggung semewah dan semegah itu nantinya akan dipenuhi 4.000 penari energik dengan iringan ratusan pemusik dibawah arahan Addie MS dan Ronald Steven. Kreativitas Masyarakat Untuk Infrastruktur
Sama halnya dengan pemerintah, masyarakat Indonesia juga antusias dalam penyambutan Asian Games 2018. Hal tersebut bisa dilihat dari keaktifan mereka membangun dan memperbarui infrastruktur yang telah ada di daerah mereka masing-masing.