Lihat ke Halaman Asli

Keajaiban Kebun Bunga

Diperbarui: 29 Mei 2024   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah seorang gadis bernama Sinta bersama ibunya, Sari. Mereka tinggal di sebuah rumah kayu sederhana dengan sebuah kebun bunga yang luas. Kebun bunga itu adalah sumber mata pencaharian utama mereka, dan setiap hari, Sinta dan ibunya merawat bunga-bunga dengan penuh cinta dan perhatian.

Setiap pagi sebelum matahari terbit, Sinta akan bangun dan berjalan ke kebun bunga. Ia menikmati keheningan pagi dan aroma segar bunga-bunga yang mulai mekar. Pagi itu, Sinta merasa ada sesuatu yang berbeda. Di sudut kebun, di antara semak-semak mawar, ia melihat sebuah bunga yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Bunga itu berwarna ungu cerah dengan kelopak yang berkilauan seperti berlian di bawah sinar matahari.

Sinta terpesona oleh keindahan bunga tersebut. Ia memetiknya dengan hati-hati dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah, Sinta menaruh bunga itu di dalam vas dan meletakkannya di atas meja di ruang tamu. Ketika ibunya melihat bunga itu, ia merasa ada sesuatu yang aneh. "Bunga ini bukan bunga biasa," kata Sari dengan nada khawatir. "Aku merasa ada kekuatan magis di dalamnya."

Namun, Sinta hanya tersenyum dan mengabaikan kekhawatiran ibunya. Ia merasa bunga itu membawa kebahagiaan dan ketenangan. Setiap kali ia melihat bunga itu, hatinya terasa hangat dan damai.

Malam harinya, saat bulan purnama bersinar terang, Sinta terbangun oleh suara lembut yang memanggil namanya. Ia mengikuti suara itu ke ruang tamu dan melihat bunga ungu itu bersinar lebih terang dari biasanya. Dari bunga itu muncul seorang peri kecil dengan sayap transparan yang berkilauan.

"Terima kasih telah menyelamatkan aku," kata peri itu dengan suara merdu. "Aku adalah peri bunga yang terperangkap dalam bentuk bunga oleh kutukan jahat. Karena kebaikanmu, aku kini bebas."

Sinta terkejut dan kagum. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu?" tanyanya.

Peri bunga tersenyum. "Kebaikan hatimu telah membebaskanku. Sebagai balasannya, aku akan memberikan keajaiban pada kebun bunga kalian." Dengan itu, peri bunga melambaikan tongkat kecilnya, dan kilauan cahaya menyebar ke seluruh kebun.

Keesokan harinya, Sinta dan ibunya menemukan kebun bunga mereka tumbuh dengan pesat. Bunga-bunga yang tadinya biasa kini tampak lebih indah dan berwarna-warni. Setiap bunga memancarkan aroma yang menenangkan dan menyembuhkan. Desa mereka segera terkenal karena kebun bunga yang ajaib, dan banyak orang datang dari jauh hanya untuk melihat keindahannya.

Namun, keajaiban itu tidak hanya membawa kebahagiaan. Suatu hari, seorang pedagang kaya dari kota datang ke desa. Ia mendengar tentang kebun bunga ajaib Sinta dan ingin membelinya. "Aku akan membayar berapapun untuk kebun ini," kata pedagang itu dengan suara menggelegar.

Sinta dan ibunya menolak tawaran itu. "Kebun ini adalah warisan keluarga kami. Kami tidak akan menjualnya," jawab Sari tegas. Pedagang itu marah dan bersumpah untuk mendapatkan kebun itu dengan cara apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline