Lihat ke Halaman Asli

Aliya Fadilah

Mahasiswa

Peran sosial dalam pembentukan moral: Perspektif Teori kohlberg

Diperbarui: 19 Januari 2025   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Sosial dalam Pembentukan Moral: Perspektif Teori Kohlberg

Pendahuluan Perkembangan moral individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga sangat bergantung pada interaksi sosial yang mereka jalani. Lawrence Kohlberg, seorang psikolog yang terkenal dengan teori perkembangan moralnya, mengemukakan bahwa moralitas berkembang melalui serangkaian tahapan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan budaya. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana peran sosial, seperti keluarga, teman, dan masyarakat, berperan dalam membentuk moral individu menurut teori Kohlberg.

Teori Perkembangan Moral Kohlberg Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu:

1. Tingkat Prekonvensional: Pada tingkat ini, moralitas seseorang didasarkan pada pemahaman tentang hukuman dan hadiah. Anak-anak lebih cenderung berperilaku baik untuk menghindari hukuman atau memperoleh hadiah.

2. Tingkat Konvensional: Pada tahap ini, individu mulai mempertimbangkan norma sosial dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Moralitas berakar pada kepatuhan terhadap otoritas dan upaya untuk menjaga hubungan sosial yang harmonis.

3. Tingkat Pascakonvensional: Di tingkat ini, moralitas seseorang didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang lebih mendalam, seperti keadilan dan hak asasi manusia, meskipun aturan masyarakat mungkin bertentangan dengan nilai-nilai pribadi tersebut.

Peran Sosial dalam Pembentukan Moral

1. Keluarga

Keluarga adalah agen sosial pertama yang memperkenalkan nilai-nilai moral kepada anak. Orangtua berperan sebagai model perilaku moral yang dilihat oleh anak, serta memberikan konsekuensi bagi tindakan yang benar atau salah. Misalnya, dalam fase prekonvensional, anak mungkin akan mengikuti aturan yang ditetapkan orangtua untuk menghindari hukuman, tetapi seiring bertumbuh, mereka mulai memahami alasan moral di balik tindakan tersebut.

2. Teman Sebaya

Interaksi dengan teman sebaya memainkan peran penting dalam pembentukan moral pada masa remaja. Kohlberg berpendapat bahwa pada tingkat konvensional, individu lebih terpengaruh oleh keinginan untuk diterima dalam kelompok sosial. Anak atau remaja cenderung mengikuti norma-norma yang berlaku di kelompok mereka untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline