Lihat ke Halaman Asli

aliya destriana putri

Mahasiswa Universitas Airlangga

Pentingnya Redundansi dan Pemeliharaan dalam Sistem Transmisi Listrik untuk Mencegah Blackout di Sumatera

Diperbarui: 7 Juni 2024   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beberapa daerah di Pulau Sumatera terkena dampak dari gangguan transmisi di Linggau-Lahat. Gangguan transmisi ini mempengaruhi berjuta-juta penduduk di beberapa daerah Pulau Sumatera. Transmisi listrik adalah tulang punggung dari sistem kelistrikan di sebuah negara, dan kegagalan dalam sistem transmisi dapat menyebabkan dampak yang luas. Banyak penduduk yang mengeluh karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya karena adanya pemadaman listrik. Padamnya listrik yang terbilang cukup lama menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan sehari-hari, operasi bisnis, kegiatan akademik dan layanan publik. Linggau-Lahat mengalami gangguan jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) sebesar 275 kV.

Transmisi 275 kV bukanlah jumlah dari seluruh transmisi berbagai daerah, melainkan salah satu tingkat tegangan untuk transmisi listrik di Sumatera. Jaringan transmisi di Indonesia memiliki beberapa tingkat tegangan, seperti 70 kV, 150 kV, 275 kV, dan 500 kV, tergantung pada kebutuhan dan jarak distribusi listrik. Jaringan transmisi listrik di Sumatera memiliki beberapa titik kritis yang menjadi hub utama untuk distribusi daya ke berbagai wilayah. Linggau-Lahat merupakan salah satu jalur transmisi penting di Sumatera. Gangguan di jalur ini bisa menyebabkan masalah besar karena menghubungkan beberapa daerah penting dan mendistribusikan listrik secara luas.

Transmisi di Linggau-Lahat apabila terganggu dapat menyebabkan masalah besar dalam distribusi listrik. Untuk mengurangi risiko blackout yang meluas, penting untuk memiliki sistem transmisi yang redundan dan terdistribusi dengan baik. Redundansi dalam sistem transmisi listrik adalah konsep desain dan operasi yang bertujuan untuk memastikan keandalan dan kontinuitas pasokan listrik meskipun terjadi gangguan atau kerusakan pada komponen tertentu dalam sistem. Redundansi dapat dicapai dengan membangun jalur-jalur alternatif dan memastikan ada mekanisme pemulihan cepat jika terjadi gangguan. Redundansi memiliki beberapa cara untuk diterapkan pada sistem transmisi listrik, antara lain:

1. Jalur Transmisi Ganda

Memiliki lebih dari satu jalur transmisi yang menghubungkan dua titik penting dalam jaringan. Jika satu jalur mengalami gangguan, jalur alternatif bisa digunakan untuk memastikan aliran listrik tetap berlanjut tanpa gangguan. Dengan memiliki lebih dari satu jalur transmisi yang menghubungkan dua titik penting, sistem dapat menjamin kontinuitas pasokan listrik meskipun terjadi gangguan pada salah satu jalur. Ini tidak hanya meningkatkan keandalan dan resiliensi tetapi juga efisiensi dan fleksibilitas dalam pemeliharaan dan operasi sehari-hari. Dalam konteks Indonesia, penerapan jalur transmisi ganda adalah langkah vital untuk memastikan stabilitas dan keamanan pasokan listrik bagi jutaan orang.

2. Sumber Daya Cadangan

Sistem kelistrikan yang andal dan stabil memerlukan mekanisme yang dapat memastikan pasokan listrik tetap berjalan meskipun terjadi gangguan pada pembangkit utama atau jaringan transmisi. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan menggunakan pembangkit listrik cadangan atau unit penyimpanan energi. Pembangkit listrik cadangan dan unit penyimpanan energi adalah komponen penting dalam jaringan listrik yang andal dan resisten terhadap gangguan. Mereka memastikan kontinuitas pasokan listrik, meningkatkan fleksibilitas operasional, dan mengurangi risiko blackout. Dalam konteks Indonesia, adopsi dan pengembangan teknologi ini adalah langkah vital untuk menjamin keamanan energi dan stabilitas jaringan listrik nasional.

3. Looped Network (Jaringan Berloop)

Merancang jaringan transmisi listrik dalam bentuk loop atau cincin adalah strategi penting untuk meningkatkan keandalan dan stabilitas pasokan listrik. Dalam desain ini, setiap titik dalam jaringan dapat dihubungkan dari dua arah yang berbeda, memungkinkan aliran listrik tetap terjaga meskipun salah satu jalur mengalami gangguan. Di Indonesia, penerapan jaringan transmisi berbentuk loop atau cincin sangat relevan, terutama di daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan aktivitas industri yang intens. Misalnya, di wilayah Sumatera dan Jawa, di mana permintaan listrik sangat tinggi dan infrastruktur kelistrikan harus sangat andal, jaringan loop dapat membantu meningkatkan keandalan dan stabilitas pasokan listrik.

4. Automatic Switching Systems (Sistem Pengalihan Otomatis)

Dalam jaringan listrik modern, teknologi canggih memungkinkan deteksi kegagalan dan pengalihan aliran listrik secara otomatis tanpa memerlukan intervensi manual. Ini meningkatkan keandalan, resiliensi, dan efisiensi jaringan listrik. Teknologi ini memungkinkan respons cepat terhadap gangguan, mengurangi risiko pemadaman, dan memastikan kontinuitas pasokan listrik.  Di Indonesia, mengimplementasikan teknologi deteksi kegagalan dan pengalihan otomatis sangat penting untuk meningkatkan keandalan jaringan listrik nasional, terutama di wilayah yang sering mengalami gangguan listrik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline