"... Robot yang dapat membantu seluruh pekerjaan manusia."
Pak Reyhan, pemimpin rapat yang memang berasal dari negara SIAINDONE, menyampaikan dengan panjang lebar maksud diadakannya rapat antar pemimpin negara yang diadakan di sana.
Seluruh peserta rapat berpikir, senyap. Membuat robot? Ini adalah proyek yang sangat besar. Itu yang terbesit di pikiran mereka. Yang mereka ketahui, robot hanya ada di kartun-kartun tahun 17-an yang selalu mereka tonton di kala kecil. Dan sekarang, tahun 50, mereka akan membuat robot-robot itu? Lelucon. Gumaman mereka.
"Pak Reyhan yang saya sangat hormati." Salah satu peserta rapat, yang datang dari negara SIAMALAI, mengangkat tangan. "Proyek yang Anda rencanakan sangat sulit dan mungkin mustahil bagi kita untuk menyelesaikannya." Para peserta lain mengangguk-anggukkan membenarkan perkataannya.
"Ha, ha, ha." Yang disanggah malah tertawa. "Sekarang sudah tahun 2050, Pak Rama. Tiada yang sulit dan mustahil bagi kaum terpelajar. Soal pembuatan robot-robot itu dan biaya pembuatanya, saya yang akan tanggung." Semua wajah terkesima dengan apa yang disampaikan Pak Reyhan. Yang awalnya mereka membenarkan sanggahan Pak Rama, malah mengangguk-anggukkan kepala seakan setuju dengan pernyataan yang kedua.
"Kalau begitu, Pak Reyhan, saya sangat setuju." Pak Rama sangat menyetujui pernyataan Pak Reyhan seraya mengangkat tangan. Ia berhasil menyita seluruh perhatian. Sesungging senyuman pun tampak dari wajah para peserta rapat, yang tak terkecuali wajah Pak Reyhan yang semakin bersinar. Senang. Satu per satu peserta rapat pun mengangguk dan menirukan perkataan Pak Rama pertanda setuju. "Kalau begitu, Pak Reyhan, saya sangat setuju."
Wajah-wajah optimis pun tergambar di wajah mereka. Mereka semua setuju. Rapat pun dibubarkan.
***
Tahun 2059 pun tiba. Inilah tahun peresmian "Penghancur Dunia."