Lihat ke Halaman Asli

Kita Butuh Revolusi Mental (bag. 2), Khususnya untuk Bapak Prabowo dan Sahabatnya

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bermain dengan anak-anak, atau sekedar melihat dan mendengar mereka, adalah bagian dari keseharian saya sebagai guru. Kejadian di tanggal 22 Juli kemarin, mengingatkan saya ke suatu saat dimana anak-anak berkata, “Ahh, gak mau maen sama dia. Kalau gak menang, kita harus maen terus. Kan capeek. Udah gitu, kalau tetep kalah, ngambek. Ga asik, ga mau main sm dia”

Saya kira, semua yang membaca mengerti maksud dari cerita itu. Anak kecil saja enggan dengan yang seperti itu, apalagi kita. Kita orang dewasa, yang harusnya bisa menganalisa, jangan terhasut begitu saja.

Kaitannya dengan revolusi mental, bisa saya sebutkan dalam beberapa hal berikut. Pertama, Lagi-lagi berkaitan dengan PELATIHAN kurikulum 2013. Kompetensi yang diharapkan adalah juga tentang sikap spiritual dan sikap sosial. Anak-anak memang butuh sekali itu, saya mendukung gagasan tersebut. Tetapi nyatanya, kita orang dewasa, kita guru-guru mereka, kita yang menjalankan lembaga dan negara, yang justru lebih butuh itu. Mengapa demikian?

1. Penyelenggara yang tidak jujur

2. Instruktur yang kurang kompeten

3. Guru-guru yang mengaku RPP selama ini copy-paste

4. Guru-guru yang justru sering kali bertanya, sebelum membaca jelas informasi terlampir jelas

5. Pelatihan yang justru membicarakan Pilpres sebaiknya pilih Prabowo. Jokowi akan hapus sertifikasi, Jokowi sok terlalu disiplin, dll. (saya sendiri setuju, hapus saja sertifikasi kalau mereka memang tak berkompetensi, hanya modal berkas-berkas asal terisi---->pengakuan para guru itu sendiri), dan hal-hal lainnya (baca artikel saya, kita butuh revolusi mental bag.1)

Kedua, kembali lagi dengan Pilpres. Revolusi mental yang saya ingin sampaikan adalah: JANGAN MUDAH DIHASUT, CARILAH INFORMASI AKURAT, JANGAN MUDAH TERPROVOKASI, CINTAILAH NEGERI DAN BERDAMAI. Satu lagi, TIDAK MUDAH MENYERAH selalu diidentikkan dengan hasil yang pasti baik. Kita lupa, kalau yang anda perjuangkan tanpa rasa lelah dan pantang menyerah adalah HAL YANG SALAH, hasilnya mana mungkin bisa baik.

Teruntuk Bapak Prabowo dan sahabat-sahabatnya,  di bawah ini saya tuliskan khusus berbentuk surat kepada Anda semua, terinspirasi oleh video yang anda post, yang menurut saya, sangat provokatif, tidak solutif, bahkan sebenarnya membuat kesan bahwa anda semua....naif---->bukan tidak terima kalah, hanya tidak mau kalau prosesnya berjalan salah---blah blah blah”

Biasanya, di awal sebuah surat, akan tertulis,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline