Lihat ke Halaman Asli

Antara Kekuasaan dan Kegaduhan

Diperbarui: 8 September 2015   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia dimana berasal dari persatuan kerajaan-kerajaan menuju negara berpradapan demokrasi tentu tidak terlepas dari perebutan kekuasaan untuk memantapkan hegemoni personal, keluarga, trah dan para kroni-kroninya. Kekuasan tentu tidak bisa dilepaskan dengan politik dimana manusia sebagai insan politik tentu bertujuan untuk merebut kekuasaan.

Perebutan kekuasan tentu dicari karena menawarkan pelayanan kelas satu, penghormatan dari bawahan, legitimasi ucapan, privilige, kepuasan egoistik, bahkan narsistik. Untuk memperebutkan kekuasaan tersebut tentu tidaklah mudah, apalagi dalam mempertahankannya, maka layaknya permainan catur maka akan terjadi kegaduhan dalam perjalanannya.

Keinginan pendiri PAN, Amien Raispun tentang keinginanya untuk mempersatukan semua Parpol dapat dikatakan sebuah ilusi bahkan mimpi di siang bolong, karena tidak mungkin kekuasaan akan dinikmati secara bersama-sama buat kepentingan bangsa dan negara sekalipun, kecuali semua anak bangsa telah pada posisi negarawan yang paripurna. Keinginan Amien Rais itu tentu jauh pandang dari api, apalagi dari track recordnya bisa dikatakan itu hanya tujuan jangka pendek dalam mendapatkan kekuasaan.

Jika alasan Amien Rais bahwa negara ini dalam ambang kehancuran, apakah pada saat peralihan kekuasaan dari orde baru ke orde reformasi tidakkah negara ini lebih berbahaya kehancurannya disamping saat ini, akan tetapi sejarah mencatat semua itu dapat dilalui oleh Presiden B.J. Habibie dan bahkan Presiden Gus dur dengan dukungan politik ala kadarnya dapat menyelamatkan dari kehancuran negara, dimana kita bisa melihat sejarah dimana posisi pendiri PAN tersebut dalam pusaran politik praktis dan mungkin muara kegaduhan saat itu.

Melihat perjalanan negara saat ini dalam percaturan perebutan hegemoni kekuasaannya tentu kegaduhan dan kegaduhan lainnya akan terus berlangsung apalagi hal remeh-temeh dan kontroversi trus menjadi perbincangan. Padahal saling berkontribusi dalam penyelesaian masalah asap dan "krisis"ekonomi seharusnya harus lebih diutamakan, tapi seperti itulah kegaduhan dalam perebutan kekuasaan akan terus berlanjut sampai adanya persatuan paripurna atau adanya dominasi kekuatan politik seperti zaman orba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline