Penulis: Alisha Trista Imani
Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. H. Abubakar, M.Pd.
Kampus Mengajar merupakan salah satu dari banyak program Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Penyelenggaraan program ini mendapat dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dalam hal ini LPDP akan memberi dorongan inovasi dan memfasilitasi pengembangan SDM yang unggul serta mendukung semangat pengabdian yaitu dengan pendanaan program. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim menjelaskan tujuan diadakannya Kampus Mengajar adalah pertama, untuk menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran dalam bidang literasi dan numerasi. Kedua, membantu pembelajaran di masa pandemi, terutama untuk SD di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Saat ini dunia pendidikan mendapat dampak yang luar biasa akibat pandemi Covid-19, salah satunya adalah hilangnya kesempatan belajar secara langsung bagi anak-anak karena tidak dapat pergi bersekolah. Dampak besar terlihat pada menurunnya minat membaca anak, padahal nyatanya kemampuan membaca siswa memiliki pengaruh ke pada kemampuan lainnya. Kemampuan membaca merupakan alat bagi siswa untuk mengetahui makna dari isi pelajaran yang dipelajari di sekolah. Semakin cepat siswa dapat membaca akan semakin besar peluang untuk memahami isi pelajaran. Sehingga pengetahuan dan informasi yang didapat saat pembelajaran dapat bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari.
Di salah satu sekolah yang bertempat di Kota Bogor, mahasiswa menemukan kondisi di mana kemampuan membaca masih dikategorikan rendah. Oleh karena itu, mahasiswa memanfaatkan momentum ini untuk menyelenggarakan program Intensif Membaca yang ditujukan bagi siswa-siswi yang belum mahir membaca atau menulis. Kegiatan ini disambut baik oleh sekolah maupun siswa, terdapat 10 orang siswa yang berpartisipasi di dalamnya. Program ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan yang diisi dengan berbagai macam kegiatan. Pada pertemuan pertama kegiatan masih dalam tahap perkenalan dan pendekatan dengan para peserta melalui permainan kata. Pada pertemuan kedua dan ketiga, kegiatan yang dilakukan adalah menghubungkan garis putus-putus dan menyalin pada huruf abjad besar, abjad kecil, kata suku kata dan kalimat sederahana. Pada pertemuan keempat, mahasiswa bersama siswa membaca buku cerita untuk memberikan pembiasaan gemar membaca sejalan dengan program yang digalakan pemerintah pada tahun 2016 yaitu Gerakan Literasi Sekolah. Pada pertemuan terakhir, diadakan kegiatan bercerita di depan kelas guna membangun rasa percaya diri siswa.
Pencapaian program ini terlihat dari meningkatnya kemampuan membaca dan menulis siswa serta minat baca peserta didik sudah mulai tumbuh dan meningkat, tak lupa beberapa kemampuan literasi seperti kemampuan dalam bercerita, kemampuan dalam menulis, sedikit demi sedikit sudah timbul dan berkembang. Program ini tidak akan berhasil jika dalam diri siswa tidak memiliki keinginan untuk berubah, oleh karena itu orang dewasa sebagai pendidik diharapkan dapat memberikan motivasi untuk menumbuhkan semangat dalam diri siswa. Selain itu, baik orang tua maupun guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa untuk membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H