Semarang (1/8) Penyesuaian diri merupakan pilihan yang pasti ketika pandemi masih menghantui dengan solusi yang belum pasti. Tekanan (stress) yang didapatkan pada prosesnya terkadang menjadi penghambat untuk beradaptasi. Apalagi dalam fenomena pandemi yang memberikan multiple stress. Penanganan stress yang baik sangat dibutuhkan. Maka daripada itu, Program ‘Tanam Guna Jiwa’ hadir sebagai suatu psikoedukasi mengenai penangan stress khususnya dengan bertanam serta berkebun yang ternyata belum banyak diketahui orang manfaatnya.
‘Tanam Guna Jiwa’ merupakan sebutan dari program KKN yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi Universitas Dipogoro Tim II tahun 2021 di RT 04 Kelurahan Kandri, Kota Semarang. Program yang bercorak SDGs dengan kejuruan psikologi ini Program membahas mengenai bagaimana mereduksi stress dengan fokus penanaman tanaman dan berkebun yang menjadi dasar terapi hortikultura. Berdasarkan observasi lapangan, teknik berkebun dipilih karena hampir seluruh warga RT 04/ RW 01 memiliki lahan atau tanaman dalam pot di depan rumah. Selain itu teknik ini dapat dilakukan sendiri, tidak harus membutuhkan bantuan dari orang lain sehingga mencegah kerumunan.
Program ini dilakukan secara online melalui Whatsapp Group RT 04/ RW 01 Kelurahan Kandri. Pada awalnya dilakukan koordinasi dengan Ketua RT setempat mengenai mekanisme program. Setelah itu, terdapat survey awal yang dilakukan untuk mengetahui gambaran masyarakat RT 04/ RW 01. Terakhir, pemberian materi berupa infografis, video pendek, dan modul dilakukan setelahnya, diikuti dengan survey akhir. Pada survey akhir terlihat bahwa masyarakat merasa senang akan materi yang diberikan dengan pengisian survey mencapai lebih dari jumlah keseluruhan. Diharapkan masyarakat mengetahui dan dapat menerapkan bertanam untuk mereduksi tekanan akibat pandemi. Respon positif didapatkan melalui hasil survey akhir yang menyatakan bahwa sebagian besar responden merasa senang mendapat pengetahuan baru dan ingin mencoba metode berkebun sebagai salah satu cara untuk mengurangi stress yang diakibatkan pandemi.
Penulis: Alisha Karenina Widodo
DPL : Rosa Amalia, S.Pi., M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H