Lihat ke Halaman Asli

Nyanyian Cigugur

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi ini dibacakan pada malam sayonara untuk peserta short course metodologi penelitian participatory action research, Kamis, 15 Nopember 2012. Dalam pusinya kali ini Ali Romdhoni mengambil latar kondisi alam dan sosial kemasyarakatan di Cigugur.

Nyanyian Cigugur

Karya ALI ROMDHONI

Biarkan aku menghijau, yang tak akan menguning oleh kemarau.

Karena aku tak ingin semua anaku pergi merantau.

Biarkan gang-gang sempitku kembali ramai oleh anak kecil yang bermain.

Karena aku tidak ingin menjadi museum budaya yang dibuat main-main.

Biarkan sawah-sawahku becek. Karena aku tak ingin para petaniku menjadi seorang kakek.

Biarkan air di kolamku membuncah. Karena aku tak ingin rumah ikan itu ditumbuhi rumput gajah.

Biarkan kandang-kandang ternaku tetap bau. Karena dengan itu aku berani menolak menjadi babu.

Biarkan aku bertahan di bawah gunung Ciremai. Karena Ciremai adalah mahkota panoramaku.

Biarkan aku...

Biarkan aku...

Biarkan aku...

Dan ijinkan di bumiku ada banyak rumah Tuhan, bahkan yang berbeda tuan.

Karena demikianlah caraku memberi kedamaian.



Cigugur, 15 Nopember 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline