Lihat ke Halaman Asli

Satu Doa, Satu Musibah

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku telah berdoa selama bertahun-tahun
Aku telah berdoa selama berabad-abad
Dewaku yang indah dan menyenangkan
Aku membangun kembali doaku semalam

Apakah Engkau telah punah
Jembatan menuju-Mu tidak terlihat
Kakiku telah berjuang menggapainya
Tapi, aku tidak merasakan kehadiran-Mu

Aku meminta kesehatan, kesejahteraan
Tapi, musibah bergegas mengutuk diriku
Aku meratap dan menunggu hal terbaik
Aku berteriak dan menjadi yang terbaik

Aku mempertahankan kebiasaan lama dan tersenyum
Aku mencairkan hubungan kita dan meninggalkan-Nya
Tanpa meninggalkan jejak-Nya bila ada yang salah di hatiku
Aku tidak bisa menangkap kelinci sampai aku tidak mempercayai-Nya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline